Namun begitu mendekati pasar swalayan yang dituju, tiba-tiba saja terlihat banyak kendaraan. Rupanya penjaga di depan pasar swalayan itu sudah menolak pengunjung yang membawa kendaraan sendiri, dengan alasan tempat parkir sudah penuh.
Ini hal yang tidak biasa. Bahkan pada hari libur tanggal muda yang biasanya jumlah pengunjung mencapai puncaknya, tetap dibolehkan masuk, meskipun saya butuh sekitar 15 menit baru mendapatkan tempat parkir.
Saya tidak kehabisan akal, mobil saya parkir di pom bensin yang berada di seberang pasar swalayan, kemudian bersama istri masuk pasar swalayan dengan berjalan kaki.
Setiap penunggu dapat bangku yang diatur berjarak sekitar satu meter dengan penunggu yang lain. Pintu masuk tidak dibuka lebar, dan ada dua orang satpam yang berdiri menjaga.
Saya bertanya ke salah seorang satpam, bagaimana prosedur berbelanja. Satpam menjelaskan bahwa karena saya berdua suami istri, hanya seorang dibolehkan masuk.
Istri saya dipersilakan mengambil nomor antrean di tempat terpisah, yakni di depan mushala di halaman parkir. Ternyata istri saya dapat nomor 262, padahal masih pagi, sekitar jam 10.30. Sedangkan yang dilayani baru sampai nomor 140-an. Pantas saja begitu ramai yang menunggu.
Saya berbincang dengan istri apakah sebaiknya mencari pasar swalayan yang dekat rumah saja sekalian pulang. Memang agak mahal tapi tidak ada antrean seperti di pasar swalayan T.
Dari penelusuran saya setelah berselancar di dunia maya, seperti dimuat oleh Vivanews (28/3/2020), diperoleh informasi yang saya cari. Pasar Swalayan T mengambil kebijakan pembatasan pengunjung, maksimal 100 orang dan masing-masing pembeli dibatasi waktu 30 menit.
Jadi, begitu ada satu orang yang keluar, satu orang akan dibolehkan masuk dengan terlebih dahulu disemprot dengan cairan disinfektan. Itupun ada pembatasan jumlah yang bisa dibeli untuk produk pembersih, gula, dan minyak goreng.
Sekiranya ada pengunjung yang membeli barang melebihi jumlah yang dibolehkan, saat membayar di kasir akan dikurangi jumlahnya. Tentu ini maksudnya agar semua pembeli terpenuhi kebutuhannya, jangan ada yang melakukan panic buying.