Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Aksi Buyback, Seberapa Efektif Menahan Kejatuhan Harga Saham?

16 Maret 2020   00:07 Diperbarui: 18 Maret 2020   14:10 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu masing-masing BUMN telah memperhitungkan kemampuan likuiditasnya, seberapa kuat mampu memborong sahamnya sendiri. Bila harganya sudah sedemikian murah, dan tidak lagi mencerminkan kinerja perusahaan yang masih bagus, selayaknya memang dibeli kembali.

Membiarkan harga saham terpuruk sedalam-dalamnya justru membuat pasar semakin yakin bahwa perusahaan tersebut lagi tidak sehat dan tidak punya uang untuk membeli kembali.

Persepsi publik ini yang harus dilawan dengan menunjukkan perusahaan mampu membeli kembali. Yang jelas pemerintah tidak akan membantu memberikan dana. Makanya harus memakai dana masing-masing perusahaan yang berencana untuk buyback.

Toh nanti ketika harganya naik lagi, perusahaan bisa menjualnya dan menuai keuntungan. Atau kalau pun tidak dijual kembali, saham tersebut bisa menjadi bonus bagi para pekerja di perusahaan tersebut. 

Selama ini di masing-masing BUMN, selain menerima gaji, para pekerja menerima pula bonus tahunan berdasarkan kinerja individu setiap pekerja, yang besarnya bervariasi. 

Pekerja yang produktif bisa memperoleh bonus sebesar 8 kali gaji bulanan, dan biasanya diberikan secara tunai. Namun bila perusahaan punya saham hasil buyback yang dalam pembukuan disebut dengan treasury stock, maka bonus untuk pekerja, sebagian bisa berupa saham.

Itulah yang disebut dengan Management Stock Ownership Program (MSOP) dan Employee Stock Ownership Program (ESOP). Dengan memiliki saham, pekerja merasa ikut bertanggung jawab dengan kinerja perusahaan agar harga sahamnya juga meningkat.

Pekerja yang sekaligus sebagai pemilik, tentu berbeda semangat kerjanya dengan sekadar pekerja semata. Sebagai pemilik, mereka akan mendapat dividen yang merupakan pembagian laba bagi pemegang saham.

Hanya saja dengan kondisi yang tidak normal sekarang, pertanyaannya adalah seberapa lama masalah virus corona ini akan menghantui dunia usaha yang berimbas ke harga saham di BEI.

Bila berlarut-larut, katakanlah lebih dari 3 bulan, maka program pembelian kembali saham oleh BUMN atau perusahaan lain, tidak akan kuat menahan laju kejatuhan harga saham.

Jelas yang harus diprioritaskan pemerintah dan didukung oleh masyarakat terlebih dahulu adalah upaya agar penyebaran virus corona bisa dikendalikan, agar dunia usaha kembali berputar secara normal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun