Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ini Dia Tiga Paslon di Pilpres 2024 Versi Fadel Muhammad

9 Maret 2020   00:07 Diperbarui: 9 Maret 2020   03:27 4076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. harianterbit.com

Entah kenapa, 2024 masih jauh, Presiden Jokowi pun baru beberapa bulan memulai tugasnya memimpin bangsa ini untuk periode keduanya, tapi berita seputar Pilpres 2024 sudah bertebaran di media massa.

Indo Barometer, sebuah lembaga penelitian yang fokus kajiannya adalah tentang pemilu di negara kita, telah merilis hasil surveinya yang menempatkan Prabowo serta disusul oleh Anies Baswedan, sebagai calon presiden yang tertinggi elektabilitasnya.

Menyambung hasil survei di atas, giliran politisi Fadel Muhammad yang sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua MPR, megemukakan pendapatnya seperti yang dilansir dari republika.co.id (29/2/2020).

Fadel memprediksi bahwa pada Pilpres 2024 akan diikuti oleh 3 pasangan calon (paslon), sehingga jauh lebih seru ketimbang 2019 yang hanya diikuti dua paslon yang membuat masyarakat terbelah dua.

Ketiga paslon tersebut adalah Pasangan Prabowo-Puan Maharani sebagai wakil koalisi Gerindra dan PDIP, Anies Baswedan yang kemungkinan diusung Partai Nasdem berpasangan dengan Muhaimin Iskandar dari PKB, dan Airlangga Hartarto dari Golkar yang berpeluang menggandeng Rachmat Gobel, Wakil Ketua DPR yang berasal dari Partai Nasdem.

Tampaknya Fadel mungkin kurang jeli, karena Partai Nasdem punya dua paslon, mau mengusung Anies atau Rachmat Gobel? Ini secara teknis tidak diperbolehkan, kecuali Rachmat maju bukan dari Nasdem.

Tapi bukan soal itu yang lebih menarik, melainkan tentang apakah mungkin bakal terwujud rivalitas Anies terhadap Prabowo yang nota bene adalah orang yang sangat berjasa mengusung Anies sampai berhasil menduduki kursi DKI-1.

Kemudian yang juga menjadi pertanyaan, apakah PDIP sebagai pemenang pemilu legislatif 2019, berbesar hati untuk cuma menempatkan kadernya di posisi cawapres? Kalkulasi politik seperti apa yang membuat PDIP mengalah ke Gerindra?

Tapi bila melihat kemesraan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo yang juga Ketua Umum Gerindra, sepertinya dugaan Fadel cukup beralasan. Meskipun di tingkat kader di level bawah, Gerindra dan PDIP belum terlihat kompak.

Lagi pula, sejauh ini belum kelihatan siapa kader PDIP yang sekaliber Jokowi. Mungkin Ganjar Pranowo ada potensi, namun perlu usaha sangat kuat unuk menggenjot elektabilitasnya.

Sedangkan Puan Maharani sendiri, meskipun sudah punya posisi strategis sebagai Ketua DPR, tetap masih perlu jam terbang lebih lama untuk pematangan bila ingin menjadi RI-1.

Bila memang Paslon Prabowo-Puan akan maju dan menang di Pilpres 2024, mungkin akan ada penyerahan wewenang yang lebih besar dari presiden ke wakilnya. Jadi, sebagai RI-2 Puan sekaligus "magang" untuk merebut kursi RI-1 pada periode berikutnya.

Selain itu, seperti yang ditulis tempo.co (17/3/2014), dulu saat paslon Megawati-Prabowo maju di Pilpres 2009 yang akhirnya dimenangkan SBY-Boediono, ada kesepakatan bahwa  Megawati bersedia mendukung Prabowo sebagai capres pada 2014.

Namun seperti diketahui, akhirnya pada Pilpres 2014 dan 2019 PDIP dan Gerindra saling berhadapan. Kalau kesepakatan di atas masih berlaku, maka mungkin pelunasannya akan terwujud pada paslon Prabowo-Puan.

Tentu saja bila itu terjadi, Prabowo harus siap-siap ditinggalkan oleh kelompok "Aksi 212" yang merupakan pendukung setianya dalam beberapa tahun terakhir ini. 

Kehilangan kelompok Aksi 212 dan pemilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Prabowo mendapat ganti yang lebih banyak dari pemilih PDIP. 

Hanya tetap saja tidak gampang bagi Prabowo-Puan untuk mendapatkan mandat dari mayoritas rakyat. PDIP bergabung dengan Gerindra belum cukup nendang bila tidak didukung PKB.

Ingat, kemenangan Jokowi-Ma'ruf antara lain karena dukungan penuh warga Nahdlatul Ulama (NU) yang mayoritas adalah juga pemilih PKB.

Jadi seandainya Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum PKB maju mendampingi Anies seperti prediksi Fadel di atas, jelas PKB akan berpaling dari PDIP.

Namun diperkirakan Muhaimin akan berjuang untuk capres, bukan cawapres. Sekarang PKB sudah punya Ma'ruf Amin di kursi wapres. Saatnya PKB berjuang untuk kursi presiden. 

Apakah mungkin paslonnya dibalik jadi Muhaimin-Anies? Kalau tidak mungkin, bisa saja nantinya PKB menggandeng Demokrat dan PAN. Atau siapa tahu, bisa juga dengan Golkar.

Kemudian tentang Airlangga, diragukan akan berani bertarung untuk posisi presiden, bila tidak didukung oleh partai besar, PDIP atau Gerindra.

Karena dua partai besar itu kompak mengusung Prabowo-Puan, sangat mungkin Golkar merapat ke PKB dengan mengusung Muhaimin-Airlangga.

Dengan demikian, bila Nasdem memang sudah bulat mendukung Anies, paslon yang ketiga kemungkinan adalah Anies-Rachmat Gobel. Tapi partai mana yang mau bergabung dengan Nasdem? Anies sendiri bukan orang partai.

O ya, ada satu nama yang sempat disanjung Presiden Jokowi bakal menggantikan beliau pada tahun 2024, tapi sama sekali tidak disinggung oleh Fadel Muhammad, yakni Sandiaga Uno.

Mengingat posisi Sandi yang "anak buah" Prabowo di Gerindra, tampaknya sulit bagi Sandi buat jadi paslon, sekiranya Prabowo ikut berlaga. Apalagi kalau pasangannya sudah digadang-gadang, yakni Puan Maharani, sebagai bagian dari kesepakatan dengan PDIP.

Nah, dengan kalkulasi di atas, meskipun diharapkan pada Pilpres 2024 bakal diikuti lebih dari dua paslon, masyarakat harus siap bila hanya muncul dua paslon saja. Yang penting keutuhan bangsa tetap terpelihara.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun