Barang elektronik yang dimaksudkan di sini adalah seperti air conditioner (AC), kulkas, mesin cuci, televisi, dan sebagainya. Ini merupakan barang yang lazim terdapat di rumah tangga warga perkotaan.
Tapi kebutuhan terhadap barang tersebut jelas tidak sering frekuensinya, karena sifatnya yang tahan lama, bisa berfungsi dengan baik hingga beberapa tahun.
Kebetulan karena kulkas dan AC yang saya miliki sudah aus dimakan usia, saatnya saya mengganti dengan yang baru. Saya tidak membeli kedua barang itu secara bersamaan. Kulkas saya beli awal Januari lalu, dan AC di awal Maret ini.
Kedua barang tersebut dengan berbagai pertimbangan akhirnya saya beli di toko elektronik tradisional yang berada di kawasan Jatinegara Jakarta. Tapi toko tempat saya membeli kulkas tidak sama dengan tempat membeli AC, meskipun jaraknya hanya terpaut sekitar belasan meter saja.
Sebenarnya saya lebih menyukai berbelanja di toko elektronik bergaya ritel modern. Semacam pasar swalayan untuk barang-barang elektronik. Seperti saat membeli kulkas saya terlebih dahulu mendatangi gerai Electronic City di Tebet. Sedangkan saat membeli AC saya awalnya berkunjung ke gerai Mitra 10 di Rawasari.
Satu hal yang menjadikan kelebihan ritel modern adalah kenyamanan tempatnya, tersedia banyak pilihan, penataan barang yang lebih rapi, dan harga yang pas tanpa tawar menawar. Jika lagi beruntung, dapat barang dengan harga promo.
Hanya saja tidak seperti berbelanja kebutuhan harian di pasar swalayan yang langsung dibawa pelanggan setelah membayar di kasir, untuk barang elektronik dengan ukuran besar, diperlukan fasilitas antar ke tempat pembeli dan termasuk pemasangannya sampai bisa berfungsi.
Sambil melihat-lihat barang di ritel modern itu, jari tangan saya bergerilya di telpon pintar mencari informasi berapa harga barang yang sama bila dibeli secara online.
Ternyata harga di ritel modern jauh lebih mahal ketimbang membeli secara online. Tapi bukan karena mahalnya saya urung belanja. Justru karena petugas ritel modern tak bisa mengantar dan sekaligus memasang barang pada hari yang sama.
Sistemnya kita harus membayar penuh harga barang, lalu besoknya kita menunggu barang sampai di rumah. Inilah yang saya kurang suka karena merasa tersandera untuk menunggu barang. Padahal uang sudah keluar.
Kalau harus menunggu sampai besok, tentu lebih enak pakai online dengan harga sekitar 20 persen lebih murah (untuk AC merek Daikin ukuran 1 PK).Â
Karena tetap menginginkan barang diantar pada hari pembelian, maka saya pun bergerak menuju toko-toko elektronik di Jatinegara, yang merupakan salah satu sentra perdagangan elektronik di Jakarta selain Glodok dan Kramat Jati.
Dengan bekal saya sudah punya pilihan merek dan spesifikasi barang yang dibeli, termasuk acuan harganya, membuat saya cukup percaya diri dalam tawar menawar di toko tradisional.
Salah satu kiat belanja di toko tradisional, jangan langsung membeli meskipun si penjual sudah menurunkan harganya. Kita cukup bertanya, berapa harganya yang sudah mentok dan tidak bisa digoyang lagi, dengan catatan barang langsung diantar pada hari itu juga.
Lebih baik cari pembanding harga "mentok" di toko sebelah, mana yang lebih murah. Baru kemudian kita putuskan untuk membeli, apakah balik ke toko pertama atau di toko lain.
Salah satu yang saya sukai dari toko tradisional adalah kita bisa membayar uang muka sekitar 20 persen dari harga barang, kemudian pelunasannya setelah barang sampai di rumah, dipasang oleh petugasnya dan telah berfungsi dengan baik.
Kesimpulannya, jika bicara tentang harga, yang paling murah adalah membeli secara online. Harga di toko tradisional lebih mahal ketimbang online tapi lebih murah ketimbang ritel modern. Tapi yang bisa pakai uang muka dan pelunasannya setelah barang datang, hanya di toko tradisional.Â
Makanya saya tidak heran, meskipun toko ritel modern semakin banyak, tidak membuat toko tradisional mati. Justru untuk kasus barang elektronik, menurut saya yang bakal suram prospeknya dihantam bisnis online adalah toko ritel modern.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H