Karena tetap menginginkan barang diantar pada hari pembelian, maka saya pun bergerak menuju toko-toko elektronik di Jatinegara, yang merupakan salah satu sentra perdagangan elektronik di Jakarta selain Glodok dan Kramat Jati.
Dengan bekal saya sudah punya pilihan merek dan spesifikasi barang yang dibeli, termasuk acuan harganya, membuat saya cukup percaya diri dalam tawar menawar di toko tradisional.
Salah satu kiat belanja di toko tradisional, jangan langsung membeli meskipun si penjual sudah menurunkan harganya. Kita cukup bertanya, berapa harganya yang sudah mentok dan tidak bisa digoyang lagi, dengan catatan barang langsung diantar pada hari itu juga.
Lebih baik cari pembanding harga "mentok" di toko sebelah, mana yang lebih murah. Baru kemudian kita putuskan untuk membeli, apakah balik ke toko pertama atau di toko lain.
Salah satu yang saya sukai dari toko tradisional adalah kita bisa membayar uang muka sekitar 20 persen dari harga barang, kemudian pelunasannya setelah barang sampai di rumah, dipasang oleh petugasnya dan telah berfungsi dengan baik.
Kesimpulannya, jika bicara tentang harga, yang paling murah adalah membeli secara online. Harga di toko tradisional lebih mahal ketimbang online tapi lebih murah ketimbang ritel modern. Tapi yang bisa pakai uang muka dan pelunasannya setelah barang datang, hanya di toko tradisional.Â
Makanya saya tidak heran, meskipun toko ritel modern semakin banyak, tidak membuat toko tradisional mati. Justru untuk kasus barang elektronik, menurut saya yang bakal suram prospeknya dihantam bisnis online adalah toko ritel modern.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H