Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Para Jurnalis, Jangan Pernah Berhenti Menambah Ilmu

9 Februari 2020   11:13 Diperbarui: 9 Februari 2020   11:08 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena perusahaan tempat saya bekerja sudah go public, maka setiap triwulan tersebut, ada dua agenda yang saya terlibat dalam menyiapkan materinya. 

Pertama mengundang para jurnalis, tentu yang bertugas di desk ekonomi, untuk menghadiri konferensi pers dengan topik pemaparan kinerja keuangan perusahaan.

Kemudian ada lagi acara lain yang terpisah, tapi topik yang dibahas sama, yang khusus dihadiri para analis dari perusahaan sekuritas. Salah satu fungsi perusahaan sekuritas adalah menyusun rekomendasi bagi para nasabahnya tentang saham perusahaan mana yang sebaiknya dibeli, dijual, atau ditahan sementara.

Nah, tanpa mengurangi rasa hormat pada para jurnalis, terlihat sekali betapa berbedanya cara direksi perusahaan dalam menghadapi kedua acara di atas. 

Terhadap para analis, direksi sangat serius menyimak pertanyaannya. Terkadang anggota direksi terlihat tegang, bila analis menemukan sesuatu yang janggal saat membedah laporan keuangan yang dipaparkan direksi perusahaan.

Namun terhadap para jurnalis, semua anggota direksi terlihat hepi, wajah mereka berseri, karena sadar mereka sedang disorot kamera. Tak lama setelah itu, wajah para direksi akan muncul di berbagai media.

Tapi kecerahan wajah direksi tidak semata karena disorot kamera, namun juga karena relatif jarangnya para jurnalis mengajukan pertanyaan yang menyulitkan direksi untuk menjawabnya.

Bahkan banyak para jurnalis yang telah merasa cukup bahan untuk menulis berita hanya berdasarkan press release yang dibagikan di acara tersebut.

Para pejabat perusahaan biasanya baru akan menghindar dari jurnalis, bila telah terkuak ada kasus yang mencoreng citra perusahaan. Dan biasanya bukan jurnalis yang paling awal mencium adanya kasus. 

Namun setelah kasus mencuat, memang para jurnalis lah yang paling gigih mencari sumber berita. Wajar, soalnya berita hangat seperti ini juga dicari banyak pembaca atau pemirsa.

Dalam laporan keuangan, ada istilah yang akhir-akhir ini sering muncul di media, yakni apa yang disebut dengan window dressing. Hal ini berkaitan dengan laporan keuangan beberapa perusahaan, misalnya yang terungkap adalah di Garuda Indonesia dan juga di Jiwasraya, yang bisa "menyulap" kondisi rugi menjadi terlihat untung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun