Dugaan saya tarif tol layang akan lebih mahal dari Rp 12.000. Saya tidak tahu rumus yang digunakan pemerintah dalam menghitung tarif tol. Yang jelas semakin baru jalan tolnya, semakin mahal tarifnya, karena berkaitan dengan biaya konstruksi yang semakin meningkat.
Mengacu pada tarif di beberapa ruas Tol Trans Jawa, dengan matematika sederhana saya menemukan tarif sekitar Rp 1.000 per km.Â
Tapi tidak berarti tarif tol layang sejauh 39 km akan menjadi Rp 39.000. Perkiraan saya tarifnya berkisar antara Rp 20.000 hingga Rp 30.000.
Setelah itu saya kembali ke Jakarta. Tepat jam 14.30, saya sudah kembali masuk tol layang di km 48. Sama dengan saat berangkat, kendaraan dapat dipacu dengan kecepatan maksimum yang diperkenankan.Â
Jam 15.01, atau hanya menempuh perjalanan selama 31 menit, lebih cepat 2 menit ketimbang saat berangkat, saya pun keluar tol layang di km 9 yang termasuk kawasan Cikunir.
Jadi, urusan bahan bakar dan kondisi kendaraan harus dipastikan sudah oke sebelum menjajalnya. Jangan sampai mogok seperti beberapa kendaraan yang saya lihat.
Ada delapan titik yang bisa dilakukan untuk berbalik arah jika kondisi darurat. Tapi kondisinya dipasangi penghalang. Mungkin bila dipandu oleh petugas, penghalang ini bisa dibuka.
Padahal ia cukup tidur malam sebelumnya. Makanya ia memberi alasan kondisi jalan yang lurus, lancar, dan sedikit terayun-ayun karena efek jalan yang bergelombang, menjadi penyebab munculnya rasa kantuk.