Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Sepanjang Jalan Tol Layang Japek II, Apa yang Bisa Dipandang?

20 Desember 2019   11:15 Diperbarui: 20 Desember 2019   15:25 1395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi begitu berada di tol layang, kendaraan relatif tidak padat. Kendaraan ukuran besar memang tidak dibolehkan masuk tol layang, ini yang membuat nyaman bagi pengendara kendaraan pribadi. 

Dari sisi lebar jalan, termasuk lumayan. Hanya ada tiga jalur, yakni jalur darurat, jalur normal, dan jalur untuk mendahului kendaraan lain. Tol layang lebih lebar ketimbang jalan layang non-tol Antasari dan Kasablanka yang tidak punya jalur darurat.

Meskipun hanya dibolehkan memacu kendaraan dengan kecepatan maksimum 80 km per jam, kenyataannya banyak yang tergoda, atau barangkali tidak menyadari, menggeber laju mobil sampai 100 km per jam.

Pengakuan teman saya yang menyetir mobil, ia tidak sadar saat jarum penunjuk kecepatan di dashboard sudah menyentuh angka 100. Untung saya melihat dan meminta ia mengurangi kecepatan.

Cerobong asap pabrik (dok pribadi)
Cerobong asap pabrik (dok pribadi)
Apa lagi yang saya lihat? Ada pengemudi yang nekad memarkir mobil di jalur darurat . Tampaknya si sopir menyempatkan diri untuk berfoto. 

Untung saja tindakan terlarang itu dilakukan saat tidak ada mobil patroli lewat. Padahal beberapa km setelah itu ada sebuah mobil patroli berjalan pelan di jalur darurat.

Ada pula mobil yang mogok, bukan satu, tapi tiga buah mobil. Saat berangkat ada satu mobil yang pengemudinya terlihat berada di luar mobil sedang berbicara menggunakan telpon genggam. Mungkin menghubungi nomor pengaduan layanan jalan tol.

Sedangkan saat kembali ke Jakarta, ada dua mobil yang mogok. Yang satu terlihat kap mesin mobil lagi terbuka. Tampaknya pengemudi sedang mencari penyebab mogok. Satu mobil lagi para penumpangnya berdiri di pinggir mobil, mungkin sambil menunggu mobil derek.

Ujung tol layang di km 48 (dok pribadi)
Ujung tol layang di km 48 (dok pribadi)
Nah sekarang dari sisi waktu. Saat berangkat, saya memasuki tol layang di km 9 pada jam 12.41. Ketika finish di km 48, jam di telpon genggam saya menunjukkan pukul 13.14. 

Artinya untuk jarak sejauh 39 km itu, kami membutuhkan waktu 33 menit. Jelas suatu penghematan yang signifikan dibandingkan pengalaman saya dulu terjebak berjam-jam di jalur yang sama tapi di bagian bawahnya.

Padat menjelang masuk tol layang di km 48 (dok pribadi)
Padat menjelang masuk tol layang di km 48 (dok pribadi)
Saya keluar di gerbang tol Karawang Timur dengan membayar tarif tol lama Rp 12.000. Tentu bila nanti tol layang juga telah menerapkan tarif resmi, pengguna tol layang akan membayar tol dua kali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun