Mungkin banyak yang berpikiran bahwa soal pemandangan, bukan hal utama. Toh sama saja dengan yang dilihat dari jalur bawah. Yang penting berapa lama waktu yang bisa dihemat dengan menggunakan tol layang.
Tapi sudah jadi kebiasaan saya untuk memandang apa saja di balik kaca mobil setiap saya bepergian. Menurut saya, memandang dari ketinggian rata-rata jalan tol layang yang sekitar 15 meter, tentu pandangan mata lebih luas jangkauannya dan juga lebih syahdu.
Area persawahan banyak yang bersalin rupa jadi pabrik, yang ditandai banyaknya bangunan dengan cerobong asap di bagian atapnya. Ada pula beberapa pabrik perakitan mobil.
Bahkan di sisi kanan jalan kalau dari Jakarta ada lahan sangat luas tempat tersusun rapinya banyak sekali mobil baru. Saya tidak bisa menaksir jumlah mobil, tapi luas lahannya mungkin dua kali lapangan sepak bola.
Pemandangan lain yang menonjol adalah kesibukan pembangunan jalur LRT (light rail transit atau kereta layang ringan) dari Jakarta ke Cikarang dan sebaliknya. Beberapa stasiun LRT telah berdiri kerangkanya.Â
Saya tidak tahu apakah harus memberikan pujian atau justru prihatin dengan menciutnya lahan pertanian dalam jumlah yang amat luas itu. Biarlah para ahli yang menjawabnya.
Di beberapa tempat terdapat lahan yang telah dibebaskan, namun tidak terlihat aktivitas pembangunan. Hal ini bisa dinilai mubazir kalau dibiarkan menganggur sekian lama.