Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Tempat Salat Dikapling Sesuai Jabatan

2 Desember 2019   00:07 Diperbarui: 2 Desember 2019   00:09 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ya, memang begitulah seharusnya. Untuk urusan akhirat, tak bisa membawa atribut jabatan. Tak ada keistimewaan bagi seorang direktur utama. Justru office boy yang lebih bertakwa, di mata Tuhan lebih mulia ketimbang direktur utama.

Makanya ketika di media sosial beredar foto di sebuah tempat salat berjamaah yang bertempelkan nama-nama jabatan, hal ini langsung viral.

Seperti dilansir dari  detik.com (29/11/2019), beredar foto yang viral di media sosial yang menunjukkan saf-saf salat yang sudah ditandai berdasarkan jabatan-jabatan tertentu.

Foto itu disebut-sebut berada di Kementerian BUMN. Tapi untunglah berita tersebut telah dibantah dan pihak Kementerian BUMN menyatakan bahwa hal itu hoax.

Mudah-mudahan sampai kapanpun tak ada instansi pemerintah atau perusahaan milik negara yang mengkapling saf salat khusus untuk para pejabat. 

Bahwa di setiap instansi ada pengurus kerohanian yang menghormati bos-bos mereka, itu sah-sah saja. Tapi bukan dengan cara memberikan tempat salat khusus pejabat.

Pihak pejabat pun diharapkan pengertiannya agar tidak terlalu jauh mengintervensi kegiatan ibadah. Misalnya dengan meminta kapling khusus dan meminta khutbah Jumat belum dimulai sebelum si bos datang. 

Bila waktu salat sudah masuk, ada atau tidak ada si bos, harus dimulai. Siapapun jamaah yang datang duluan, berhak duduk di depan, meskipun banyak yang sengaja memilih duduk di belakang. 

Padahal jelas pahala yang duduk di depan lebih besar. Ibaratnya, yang berada di saf depan mendapatkan unta, yang di belakang hanya dapat telur ayam.

Dok. Merdeka.com
Dok. Merdeka.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun