Ya, memang begitulah seharusnya. Untuk urusan akhirat, tak bisa membawa atribut jabatan. Tak ada keistimewaan bagi seorang direktur utama. Justru office boy yang lebih bertakwa, di mata Tuhan lebih mulia ketimbang direktur utama.
Makanya ketika di media sosial beredar foto di sebuah tempat salat berjamaah yang bertempelkan nama-nama jabatan, hal ini langsung viral.
Seperti dilansir dari  detik.com (29/11/2019), beredar foto yang viral di media sosial yang menunjukkan saf-saf salat yang sudah ditandai berdasarkan jabatan-jabatan tertentu.
Foto itu disebut-sebut berada di Kementerian BUMN. Tapi untunglah berita tersebut telah dibantah dan pihak Kementerian BUMN menyatakan bahwa hal itu hoax.
Mudah-mudahan sampai kapanpun tak ada instansi pemerintah atau perusahaan milik negara yang mengkapling saf salat khusus untuk para pejabat.Â
Bahwa di setiap instansi ada pengurus kerohanian yang menghormati bos-bos mereka, itu sah-sah saja. Tapi bukan dengan cara memberikan tempat salat khusus pejabat.
Pihak pejabat pun diharapkan pengertiannya agar tidak terlalu jauh mengintervensi kegiatan ibadah. Misalnya dengan meminta kapling khusus dan meminta khutbah Jumat belum dimulai sebelum si bos datang.Â
Bila waktu salat sudah masuk, ada atau tidak ada si bos, harus dimulai. Siapapun jamaah yang datang duluan, berhak duduk di depan, meskipun banyak yang sengaja memilih duduk di belakang.Â
Padahal jelas pahala yang duduk di depan lebih besar. Ibaratnya, yang berada di saf depan mendapatkan unta, yang di belakang hanya dapat telur ayam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H