Bila pejabat pemerintah atau pejabat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diundang rapat oleh komisi yang menjadi mitranya di DPR, biasanya secara psikis yang merasa tertekan adalah si pejabat beserta pendamping yang dibawanya.
Tentu bukan karena gedung DPR itu angker. Yang angker justru para wakil rakyat karena terkesan "mengeroyok" tamu yang diundangnya.Â
Banyak anggota dewan yang bertanya dengan nada intimidatif, nyeleneh, dan terkadang seperti meremehkan si pejabat. Apalagi kalau pejabat yang datang, katakanlah seorang menteri, yang bukan orang partai.
Akan lebih parah bila pejabat yang datang bukan yang diharapkan oleh DPR. Misalnya yang diundang adalah direktur utama dari sebuah BUMN, namun karena berhalangan, diwakili oleh salah seorang direktur.
Bisa dibayangkan sang direktur akan jadi bulan-bulanan anggota legislatif. Setelah itu bisa jadi rapat akan dijadwal ulang karena pejabat yang mewakili dianggap tidak cukup layak dihadapi anggota dewan yang terhormat.
Nah dengan gambaran seperti itu, apa yang ditunjukkan oleh Prabowo sebagai Menteri Pertahanan pada debutnya dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR, Senin (11/11/2019), boleh dikatakan berlangsung mulus. Rapat tersebut membahas rencana kerja Kementerian Pertahanan lima tahun ke depan.
Prabowo tampaknya tahu diri, meskipun para anggota DPR yang dihadapinya kebanyakan berusia lebih muda, bahasa tubuh dan ucapannya mencerminkan bahwa Prabowo menghormati lembaga tinggi negara itu.
Sebaliknya anggota DPR pun juga memberikan apresiasi kepada Prabowo. Sebelum memulai rapat, Ketua Komisi I, Meutya Hafid, yang merupakan kader partai Nasdem, menyambut dan menyalami Prabowo dengan hangat.
Waktu menyampaikan paparan awal sebelum dilakukan tanya jawab, Prabowo terkesan hati-hati pada menit-menit awal. Itu terlihat dari tayangan langsung yang disiarkan Kompas TV.
Namun setelah itu Prabowo cukup lancar menjelaskan konsep pertahanan rakyat semesta yang dianut Indonesia, sehingga meskipun dari sisi peralatan relatif tertinggal, bila terpaksa harus berperang, kekuatan rakyat akan jadi andalan.
Prabowo juga meminta agar belanja untuk peralatan atau persenjataan jangan dilihat sebagai biaya, tapi diperlakukan sebagai investasi yang bernilai strategis bagi masa depan Indonesia.
Indonesia ingin damai dan tidak mau mengganggu negara lain. Tapi kita harus kuat menjaga diri sendiri karena sebagai negara yang kaya dengan sumber daya alam, Indonesia menjadi incaran banyak bangsa lain.
Terjadi sedikit perdebatan antara Effendi Simbolon dari PDIP dengan Prabowo, berkaitan dengan pembahasan anggaran Kementerian Pertahanan.Â
Effendi meminta hal ini dibahas secara terbuka, tapi Prabowo dan jajarannya, yang juga didukung oleh beberapa anggota dewan yang lain, menginginkan pembahasan secara tertutup karena berhubungan dengan rahasia negara.
Adapun pada sesi tanya jawab, Syarif Hasan dari Partai Demokrat menyebut Menteri Pertahanan ini sebagai spesialis capres, tapi dengan rendah hati masih mengakui sedang mengidentifikasi masalah. Prabowo tersenyum dengan sanjungan Syarif Hasan tersebut.Â
Syarif mengkritisi anggaran Kementerian Pertahanan yang banyak tersedot untuk belanja pegawai. Padahal alutsista yang dimiliki TNI mengalami penurunan ranking di dunia.
Fraksi Gerindra melalui juru bicaranya Sugiono menyampaikan pendapat tentang kondisi di Papua dan Papua Barat yang jangan dilihat dari sisi keamanan saja, tapi juga dari sisi kesejahteraan.Â
Sementara itu Jazuli Juwaini dari fraksi PKS mengangkat hal yang sensitif. Jazuli meminta Prabowo bisa memperhatikan nasib misionaris atau pemuka agama yang saat ini banyak muncul di Papua.
Seperti dilansir dari liputan6.com (11/11/2019), Jazuli mengaku khawatir para pemuka agama ini membawa misi lain selain menyebarkan agama.
Terlepas dari perdebatan dengan Effendi Simbolon, secara umum penampilan Prabowo lumayan baik. Sebagai seorang yang lama berkarir di dunia kemiliteran, namun telah lama ditinggalkannya, Prabowo masih fasih dalam penguasaan materi.
Demikian pula sebagai politisi yang merupakan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo juga berhasil membangun komunikasi yang baik dengan pihak parlemen sebagaimana terlihat pada rapat tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H