Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Gojek Enggan Melantai di Bursa Saham, Belum Siap Transparan?

1 November 2019   13:30 Diperbarui: 1 November 2019   13:32 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hoesen (dok. kompas.com)

Apakah pada rumus-rumus yang tersusun menjadi aplikasi? Apakah pada sistem pricing-nya, mengingat sering terjadi perang harga melawan perusahaan pesaing? Atau apakah pada big data-nya?

Bisa pula manajemen belum siap kalau data keuntungannya dibuka. Data ini mungkin bagus bagi investor atau calon investor. Namun kurang bagus bagi jutaan mitranya.

Seperti yang banyak diberitakan media massa, saat bos Gojek Nadiem Makarim akan dilantik menjadi Mendikbud, para pengemudi Gojek bukannya gembira, malah mengancam akan melakukan aksi demonstrasi.

Intinya mitra Gojek menolak Nadiem jadi menteri karena Nadiem belum berhasil menyejahterakan para mitranya. Mereka yang berjuang di lapangan mengantarkan para pelanggan Gojek ini bahkan tidak peduli dengan nilai perusahaan yang triliunan rupiah, kalau nasib mitranya belum ada perbaikan.

Tapi entah apa "mantra" yang dibaca Nadiem, kenyataannya pelantikan Nadiem tak ada gangguan apa-apa. Aksi massa dari mitra Gojek tidak terdengar dan sepertinya tidak jadi dilakukan.

Hoesen (dok. kompas.com)
Hoesen (dok. kompas.com)
Bagaimanapun juga, bila suatu perusahaan sudah sedemikian besar, prinsip dasar dalam good corporate governance (GCG) harus diterapkan. Transparansi atau keterbukaan adalah salah satu prinsip GCG, selain akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran (fairness)

Agar perusahaan bisa transparan, menjadikannya sebagai perusahaan publik yang melantai di bursa saham, adalah cara terbaik. Ibaratnya, dari laporan tahunan perusahaan yang dipertanggungjawabkan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pihak manajemen harus siap "ditelanjangi", karena pemegang saham berhak "mengulitinya".

Dengan punya 1 lot atau 100 lembar saham saja, seseorang telah berhak menyandang predikat pemegang saham, sekaligus berhak hadir dan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan perusahaan di forum RUPS.

Kalau melihat harga saham dari banyak perusahaan yang melantai di BEI, mayoritas diperdagangkan di kisaran Rp 1.000 sampai Rp 10.000 per lembar. Jadi, dengan uang Rp 1 juta, seseorang sudah bisa punya saham, tak perlu menunggu kaya.

Maka untuk Gojek, kalaupun saat ini memang masih enggan untuk IPO seperti yang diperkirakan Hoesen, diharapkan dalam beberapa tahun mendatang tetap perlu dilakukan.

Perusahaan yang hebat tak perlu takut membuka rahasia bisnisnya, karena begitu pesaing meniru, mereka telah mempersiapkan lagi rumusan baru yang lebih hebat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun