Berikutnya kami mencicipi jadah tempe, yakni tempe bacem yang dimakan sekaligus dengan tape yang dibungkus mirip lemper. Penasaran dengan timus, ini menjadi pilihan kami berikutnya.
Karena tempatnya tergolong eksklusif, pengunjung harus siap-siap merogoh kocek lebih dalam. Harga makanan dan minumannya di atas harga restoran biasa.
Nama rumah makannya Warung Idjo. Panjang sekali daftar menunya, tapi pilihan kami terpecah dalam dua kelompok. Ada yang memilih garang asem ayam kampung, dan ada pula yang memilih sop kepala ikan.
Karena kami menginap di sebuah homestay di Solo, maka malamnya  giliran kami menyantap bakso yang rasanya nendang banget di Bakso Kadipolo yang berada dekat Rumah Sakit Muhammadiyah Surakarta.
Sebelum tidur, kami masih menyempatkan diri untuk mencari minuman yang hangat di sebuah warung. Uniknya, di dalam warung ada gerobak tempat menaruh aneka gorengan dan cemilan tradisional lain.Â
Pengunjung hanya memesan jenis minuman seperti wedang jahe atau kopi, sedangkan untuk cemilan dipersilakan mengambil sendiri dari apa yang tersedia di atas gerobak. Harganya murah meriah.
Di atas meja pengunjung juga disediakan menu tambahan seperti tempe, tahu, sate usus, sate daging sapi, empal, perkedel dan aneka kerupuk. Pengunjung tinggal mencomot saja.