Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mengapresiasi Habibie: Mulai Little Red Dot Singapura hingga Pesawat yang Ditukar Beras Ketan

12 September 2019   20:35 Diperbarui: 13 September 2019   13:51 1333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan yang diberi nama "B. J. Habibie" di Dili, Timor Leste. Sumber foto: Instagram Kementerian PUPR

Indonesia berduka. Bapak Teknologi, Bapak Demokrasi, dan Bapak Cinta Kasih, BJ Habibie telah dipanggil Tuhan, Rabu (11/9/2019) kemarin. Sudah terlalu banyak tulisan yang mengupas sisi-sisi kehebatan almarhum. 

Awalnya dari bidang teknologi, kemudian juga sangat berperan besar dalam membangun iklim demokrasi. Tapi setelah sang isteri tercinta, Ainun, berpulang ke rahmatullah, kisah cinta Habibie menjadi sesuatu yang sangat pantas diteladani bagi pasangan yang ingin hidup harmonis sampai akhir hayat.

Tulisan ini tak hendak membahas lebih panjang lagi hal di atas, namun mengangkat bagaimana cara beberapa pihak dalam menunjukkan rasa hormatnya pada sosok Habibie. 

Pihak-pihak dimaksud adalah pemerintah dan masyarakat Singapura dan Timor Leste. Kemudian ada beberapa public figure yang dalam berkarya ada hubungannya dengan BJ Habibie, seperti Butet Kartaredjasa, Reza Rahadian, dan Iwan Fals.

Pemerintah dan masyarakat Singapura awalnya merasa dilecehkan ketika BJ Habibie melontarkan istilah little red dot bagi Singapura yang secara geografis di peta dunia hanya terlihat sebagai titik merah kecil.

Tapi pada sebuah kesempatan di Singapura tahun 2006 Habibie mengklarifikasi bahwa beliau justru memuji pencapaian kemajuan Singapura yang luar biasa meskipun secara geografis sangat kecil. Tujuannya adalah untuk menginspirasi kaum muda Indonesia.

Dilansir dari kompas.com (12/9/2019), Habibie saat itu mengatakan: "Jika kalian melihat peta Asia Tenggara, Indonesia sangat luas, sedangkan Singapura terlihat seperti titik merah. Namun jika kalian sampai di Changi (bandara Singapura), kalian akan bertemu banyak manusia visioner, pekerja keras dengan disiplin yang tinggi".

Setelah itu "litttle red dot" menjadi kosakata yang membanggakan Singapura. Bahkan pada perayaan 50 tahun (ulang tahun emas) Singapura, pemerintahnya menggunakan logo "SG50" di dalam sebuah titik merah, sebagai referensi kepada julukan little red dot.

Maka bolehlah ditafsirkan bahwa diadopsinya julukan yang diberikan Habibie pada logo di atas, sebagai sebuah apresiasi atau wujud dari respek Singapura terhadap Habibie.

Logo 50 SG. Sumber gambar: singapore50.sg
Logo 50 SG. Sumber gambar: singapore50.sg
Berbeda dengan Singapura, cara pemerintah Timor Leste sangat eksplisit dalam menghormati BJ Habibie dengan memberikan nama Presiden ke-3 RI tersebut sebagai nama taman dan jembatan yang baru saja diresmikan 28 Agustus 2019 di Dili.

Pemberian nama tersebut sangatlah pantas kalau diingat betapa besar jasa Habibie. Tanpa keputusan berani Habibie untuk melaksanakan jajak pendapat di Timor Timur (nama Timor Leste saat masih menjadi provinsi ke 27 Indonesia), kemungkinan besar belum akan lahir negara Timor Leste sampai sekarang.

Keputusan itu sangat berat bagi TNI yang telah banyak berkorban nyawa prajuritnya. Namun akhirnya kalau melihat bagusnya hubungan Indonesia dengan Timor Leste, menyadarkan kita bahwa keputusan tersebut sudah tepat.

Sayangnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, yang diundang saat peresmian jembatan dan taman di Dili tersebut, belum sempat melaporkan hal ini kepada BJ Habibie. Hal itu dilontarkan Basuki saat diwawancarai reporter Kompas TV pada acara pemakaman Habibie.

Sekarang beralih pada seorang aktor papan atas, Reza Rahadian, yang memerankan Habibie pada film Habibie dan Ainun. Dari berita di Kompas TV, Reza menangis terisak di depan jenazah saat disemayamkan di rumah duka di malam Rabu kemarin.

Siangnya saat pemakaman di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Reza hadir lagi. Kali ini ia sudah siap diwawancarai reporter televisi dengan menceritakan kenangan bersama Eyang Habibie. Reza mengutip kata-kata Habibie yang beberapa kali mengatakan sedang menunggu waktu untuk berkumpul dengan Ainun sebagai cinta abadinya.

Butet Kartaredjasa sukses menirukan gaya Habibie berbicara yang dulu menjadi acara talkshow rutin di sebuah stasiun televisi. Butet memang jago dalam hal ini, tidak hanya gaya Habibie yang bisa ditiru dengan pas, tapi juga gaya Soeharto, SBY, Gus Dur, dan sebagainya. 

Ada pihak yang menilai gaya Butet tersebut kurang baik karena terkesan memperolok-olokkan mantan presiden. Tapi seperti diberitakan perspektif.net (8/3/2007), Pak Habibie happy aja dan tertawa sewaktu diminta tanggapan oleh wartawan atas gaya Butet yang menirukan gaya bicaranya itu.

Sayangnya dari berita di media belum diketahui apa tanggapan Butet setelah Habibie tiada. Banyak lagi sosok artis lain yang juga ada kaitannya dengan Habibie, antara lain adalah penyanyi Iwan Fals. Respeknya terhadap Habibie tergambar dalam lagu Guru Oemar Bakri. 

Lagu tersebut berisi kritik sosial sebagai tanda keprihatinan atas nasib guru yang dulu gajinya rendah padahal berjasa menjadikan murid-muridnya pintar kayak Habibie. Iwan menyampaikan ucapan dukacita atas berpulangnya Habibie pada akun media sosialnya.

Dari kalangan keluarga mantan Presiden, yang tidak terlihat melayat atau mengirimkan ucapan dukacita, baik melalui karangan bunga maupun di media sosial, adalah anak-anak Pak Harto (dream.co.id, 12/9/2019). Tak urung hal ini menimbulkan dugaan bahwa keluarga besar Pak Harto masih punya ganjalan dengan Habibie.

O ya, dulu di tahun 1996, saat 2 buah pesawat terbang buatan IPTN dibarter dengan beras ketan dari Thailand, ada sejumlah kritik di media, terutama dari para ekonom yang memang merasa industri pesawat tersebut secara ekonomi kurang menguntungkan. Ada pula sindiran berupa karikatur.

Namun sekarang tampaknya tidak ada lagi pro kontra tentang eksistensi industri pesawat di tanah air. Setelah mati suri saat krisis moneter 20 tahun lalu, sudah saatnya industri kita lepas landas, melanjutkan warisan yang ditinggalkan Habibie.

Taman dan jembatan BJ Habibie di Dili, Timor Leste (idntimes.com)
Taman dan jembatan BJ Habibie di Dili, Timor Leste (idntimes.com)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun