Laga antar klub-klub tersebut juga kadung disebut sebagai musuh bebuyutan. Namun ada juga kericuhan yang membuat sejarah baru, yakni antara Persija dan PSM Makassar yang belum lama ini terjadi.
Sedangkan cerita lain tentang suporter kita justru banyak yang positif karena berhasil membuat berbagai atraksi menarik seperti konfigurasi yang membentuk kalimat atau lambang tertentu.
Saat Persija menjamu klub juara Liga Malaysia, Johor Darul Takzim, yang berlangsung tahun lalu dalam turnamen Piala AFC, tak tampak kalau Malaysia adalah "musuh". Suporter Johor menikmati persahabatan dengan Jakmania dan belajar membuat atraksi bersama.
Hanya saja di level antar negara, memang masih rawan bila Indonesia ketemu Malaysia. Untuk jangka pendek, mungkin sebaiknya suporter tamu tidak diperkenankan hadir.Â
Artinya, suporter Malaysia tak usah datang ke GBK dan suporter Indonesia jangan datang ke Stadion Bukit Jalil Kuala Lumpur. Ini persis seperti laga Persija vs Persib yang hanya dibolehkan khusus bagi suporter tuan rumah.
Namun untuk jangka panjang, perlu perbaikan mental suporter untuk tidak lagi bertindak brutal. Tindakan tersebut mencemarkan nama negara dan harus menerima hukuman yang akhirnya merugikan suporter secara keseluruhan. Segelintir yang berbuat, tapi semua kena getahnya.
Suporter senior jangan lagi menurunkan ilmu berantem ke juniornya dan juga jangan memprovokasi dengan dalih menyerang musuh abadi. Sepak bola buat menyatukan, bukan menceraikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H