Boleh dikatakan bahwa manajemen yang mengelola kawasan wisata Ancol sering melakukan pambaruan untuk mempercantik diri. Setiap tahun ada saja perubahannya.
Sekarang banyak spot menarik untuk berfoto seperti adanya lambang hati berukuran besar, jembatan di tengah laut, dan perluasan area pantai yang berpasir, dugaan saya merupkan hasil reklamasi.
Tapi lagi-lagi diperlukan kreativitas tinggi, agar Ancol tidak dianggap meniru objek wisata lain. Soalnya lambang hati berukuran besar seperti itu bertebaran di banyak objek wisata.
Meskipun Ancol selalu mempercantik diri, tapi sebagai orang yang dulu melihat kejayaan Pasar Seni Ancol di tahun 1980-an sampai 1990-an, termasuk serunya menonton film di drive-in theater, di mana penonton duduk dalam mobil menatap ke layar lebar, menurut saya ada yang hilang di Ancol versi sekarang.
Yang hilang adalah bioskop terbukanya. Pasar Seni masih eksis, tapi makin sepi saja. Padahal dulu para pelukis ternama sering mangkal dan memajang karyanya. Demikian pula kerajinan bernilai seni tinggi dari berbagai daerah, laris diburu pengunjung.
Kuncinya adalah selalu lebih kreatif dan inovatif, tidak sekadar meniru objek wisata lain.