Kahled, nama sang cucu akhirnya meninggal karena menderita kelumpuhan, meskipun awalnya selamat dari maut saat terowongan dibombardir tentara Israel.
Kakak Nazmiyeh, seorang lelaki bernama Mamdouh hanya sebentar saja di Gaza, kemudian mengadu nasib di Kuwait dan setelah itu ke Amerika Serikat sampai menemui ajalnya di negara Paman Sam itu.
Mamdouh yang beristrikan wanita asal Spanyol punya satu-satunya anak, seorang perempuan bernama Nur, yang di beberapa bab terakhir dengan setting suasana Palestina setelah tahun 2010-an, pergi ke Gaza melacak jejak keluarga demi menemukan akarnya.
Susan Abulhawa berhasil menggambarkan trauma dan kepiluan rakyat Palestina dalam pendudukan Israel, tapi sekaligus juga menggambarkan ketabahan dan keuletan bertahan hidup bangsa Palestina.
Sudah lebih 70 tahun bagsa Palestina terusir dari tanahnya sendiri. Saking lamanya sehingga khawatirnya tidak lagi dianggap isu yang krusial oleh masyarakat internasional. Di sinilah novel memainkan peranannya, kembali menggugah untuk peduli pada perjuangan rakyat Palestina.