Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Melongok Masjid yang Urung Diresmikan Ahok

25 Mei 2019   23:06 Diperbarui: 25 Mei 2019   23:29 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumput kurang terawat (dok pribadi)

Memanfaatkan libur Sabtu (25/5/2019), saya sengaja mengunjungi Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari (selanjutnya saya singkat dengan MRHA) yang terletak di Jalan Daan Mogot KM 14,5 Jakarta Barat.

Meskipun sudah hampir 33 tahun saya menjadi warga DKI Jakarta, masih banyak masjid yang ikonik atau yang bersejarah yang belum pernah saya kunjungi. Makanya saya berkeinginan untuk mencicilnya bila ada kesempatan.

Dok pribadi
Dok pribadi
Saya teringat bahwa sekitar bulan April 2017, ketika itu masih suasana kampanye pilgub DKI, ramai diberitakan bahwa Basuki Tjahaja Purnama, lebih dikenal dengan nama Ahok, yang masih menjabat sebagai gubernur, meresmikan masjid raya yang digagas dan didanai oleh Pemprov DKI Jakarta.

Dok pribadi
Dok pribadi
Jadi, waktu meninggalkan rumah menuju MRHA, saya bilang ke istri yang ikut menemani, bahwa saya tertarik ke masjid itu, di samping statusnya sebagai masjid raya dan menyandang nama pendiri Nahdlatul Ulama (NU), juga karena diresmikan oleh Ahok.

Setelah menempuh lebih dari satu jam perjalanan pakai kendaraan pribadi dari rumah saya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, sampailah saya di MRHA. Saya kaget waktu membaca prasasti peresmiannya, ternyata dilakukan oleh Presiden Joko Widodo tanggal 15 April 2017.

Dok pribadi
Dok pribadi
Langsung saja saya berselancar di dunia maya mencari berita seputar peresmian MRHA. Ternyata berita di awal April 2017 memang menulis rencana Ahok meresmikan masjid. Tapi akhirnya mengingat MRHA mulai dibangun tahun 2013 saat Jokowi masih Gubernur DKI, maka beliau juga yang meresmikan.

Urungnya Ahok meresmikan masjid, bahkan juga tidak ikut mendampingi Presiden, karena di tanggal peresmian, Sumarsono telah bertugas sebagai Plt Gubernur DKI.

Rumput kurang terawat (dok pribadi)
Rumput kurang terawat (dok pribadi)
Baik, saya hentikan berselancar. Saya harus menunaikan salat Zuhur karena azan sudah berkumandang. Maka segera saya naik ke lantai 2 tempat ruang utama dan sekaligus ada tempat wuduk di sisi kanan untuk jamaah pria dan sisi kiri untuk wanita.

Sayang sekali, di masjid yang amat luas itu (bangunan seluas 16.985 m2 di atas tanah seluas 2,4 ha milik pemprov), relatif sepi dari jamaah. Hanya satu saf (baris) yang ikut salat berjamaah di atas karpet merah yang terkesan mewah.

Dok pribadi
Dok pribadi
Sehabis salat baru saya puaskan berkeliling area MRHA. Saya mengagumi arsitekturnya yang tanpa kubah, tapi atapnya berbentuk limas dan dari halaman luar terlihat seperti segi tiga yang diapit oleh lima menara.

Ornamen berupa segi tiga berukuran besar pula yang terlihat di dinding depan ruang utama tempat imam memimpin salat atau menjadi latar belakang tempat khatib berkhotbah.

Dok pribadi
Dok pribadi
Tadinya saya menduga arsitektur seperti itu karena memasukkan nuansa Jawa sebagai "pusat"-nya NU. Namun ternyata dari referensi yang saya baca, hal itu mencerminkan pengaruh Betawi.

Koridor di sekeliling ruang utama terlihat menarik dengan banyaknya tiang yang kokoh. Koridor ini juga luas sehingga bila jamaah tidak tertampung di ruang utama, bisa menggunakan koridor tersebut. Dengan demikian, MRHA mampu menampung sekitar 12.500 jamaah.

Dok pribadi
Dok pribadi
Hanya saja MRHA belum sepenuhnya rampung terutama di halaman sekelilingnya yang belum punya taman. Terlihat pula di salah satu sayap masjid beberapa ruang kelas yang rumput di halaman depannya tidak terawat.

Sebetulnya lokasi MRHA tidak persis di Jalan Daan Mogot, tapi masuk ratusan meter, sehingga tampilan masjid tidak begitu terlihat dari jalan utama. Jalan masuk ke masjid awalnya agak sempit, namun mendekati masjid jalannya lumayan lebar yang ada taman pembatas di tengahnya.

Jalan menuju masjid (dok pribadi)
Jalan menuju masjid (dok pribadi)
Lokasi yang jauh dari pusat kota Jakarta, juga membuat MRHA belum ramai dikunjungi, kecuali oleh warga sekitarnya. Namun seharusnya faktor lokasi yang jauh tidak menjadi alasan kalau tampilan masjid bisa lebih "wah". Buktinya Masjid Kubah Mas di Depok, Jawa Barat, menjadi obyek wisata religi yang ramai.

Sekiranya taman di komplek MRHA sudah tuntas dan pengurus masjid bisa membuat program yang mengundang minat masyarakat untuk datang, pasti suasananya menjadi semarak.

View dari lantai atas masjid (dok pribadi)
View dari lantai atas masjid (dok pribadi)
Satu lagi yang agak mengganggu, di sekitar masjid, yang dari lantai dua terlihat jelas, masih banyak rumah warga yang kurang layak huni, meski di kejauhan tampak beberapa gedung tinggi untuk rusun.

Bagaimanapun juga MRHA layak untuk dikunjungi, paling tidak untuk warga ibu kota. Masjid Istiqlal memang menjadi masjid raya nasional, tapi masjid rayanya DKI Jakarta, ya MRHA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun