Menurut situs tersebut, dalam rangka hari ulang tahun ke 20 Kota Depok, Dandim 0508 Depok Letkol Inf Eko Syah Putra Siregar mempersembahkan buku berjudul "Margonda, Pahlawan Tanpa Pusara" di halaman Balai Kota Depok (27/4/2019).
Ceritanya, pada bulan November 1945 Depok jatuh ke tangan tentara NICA. Pada tanggal 16 November 1945 sejumlah pemuda, termasuk Margonda, bertempur untuk merebut Depok dari tentara NICAÂ
Sayangnya, Margonda gugur bersama ratusan pemuda pejuang lainnya di Kali Bata Depok, sebuah sungai yang bermuara ke Kali Ciliwung. Pusara tempat pemakaman Margonda tidak ditemukan sampai sekarang.
Sebagai penghargaan bagi perjuangan Margonda, namanya diabadikan untuk nama jalan utama di Depok. Mudah-mudahan, paling tidak warga Depok dan sekitarnya, bisa mengenal sepak terjang Margonda, yang sebagai nama jalan mungkin setiap hari dilewati warga kota tersebut.
Sebetulnya, masing-masing kota juga punya pahlawan lokal yang bila namanya tidak diabadikan, di antaranya sebagai nama jalan di kota sang pahlawan dulu berjuang, akan terlupakan oleh generasi berikutnya.
Betapa banyak para pahlawan tanpa pusara dan terlupakan di seluruh penjuru nusantara. Semuanya demi berdiri kokohnya NKRI yang bersatu, terlepas dari cengkeraman penjajah.
Maka ironis sekali bila sekarang sebagian elemen bangsa saling berhadap-hadapan, mengumbar rasa permusuhan yang sekaligus mencabik-cabik persatuan yang sudah susah payah direkat oleh para pahlawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H