Tampaknya, hitung-hitungan bisnis dari manajemen Bali United sudah sampai pada kesimpulan bahwa mereka perlu suntikan dana segar dari publik. Manfaat penjualan saham tidak saja sebagai sumber dana buat pengembangan klub, tapi sekaligus mengikat rasa memiliki dari publik, sehingga mereka akan ikut memelihara, mengawasi, dan memberi masukan buat klub.
Semakin berkembang sebuah klub logikanya akan semakin meningkatkan nilai sahamnya, sehingga bagi pemegang saham juga menjadi hal yang menguntungkan kalau dijual, atau mendapat dividen kalau sahamnya dimiliki buat jangka panjang.
Dari referensi yang ada, klub-klub elit dunia yang telah go public seperti dilansir dari liputan6.com (23/3/2014), antara lain adalah Manchester United yang tercatat di Bursa Saham New York, Lazio, Juventus dan AS Roma yang terdaftar di Borsa Italiana dan Borussia Dortmund yang mencatatkan sahamnya di Bursa Saham Frankfurt.
Namun juga tercatat sebuah klub yang setelah go public kembali menjadi go private, artinya tidak lagi menjual saham di bursa saham, yakni klub Tottenham Hotspur.
Kita tunggu seperti apa kiprah Bali United setelah melantai di BEI, apakah kesuksesan IPO akan sejalan dengan peningkatan prestasi klub di lapangan hijau?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H