Tapi kalau kita sedikit flashback ke bulan Mei 2018, Ketua Umum PKB Cak Imin sempat mengeluarkan pernyataan bahwa Jokowi bisa kalah bila tidak menggandengnya sebagai cawapres (kompas.com 5/5/2018).
Seperti diketahui, saat itu Cak Imin bersaing antara lain dengan Romahurmuziy Ketua Umum PPP dalam mencuri hati Jokowi agar digandeng sebagai cawapres.
Cak Imin akhirnya memang tidak digandeng Jokowi, tapi secara mengejutkan menggandeng KH Ma'ruf Amin yang juga representasi dari PKB, sehingga membuat PKB all out memenangkan Jokowi-Ma'ruf.
Dari hasil hitung cepat yang diberitakan Kompas hari ini (18/4/2019), PKB meraup 9,39% suara. Sementara suara untuk Jokowi-Ma'ruf 54,52% dan Prabowo-Sandi 45,48% atau terpaut 9,04%.
Artinya, posisi Jokowi tidak tinggi-tinggi banget. Bayangkan bila hati Cak Imin "terluka" lalu ikut mengusung Prabowo, maka pemilih PKB yang terkenal fanatik dengan seruan pemimpinnya (berbeda dengan Golkar yang relatif kurang loyal, makanya tak berani "mengancam" Jokowi), tentu akan mengalihkan suaranya ke Prabowo.
Maka kalau itu terjadi, gampang dihitung, dengan tambahan suara 9% bagi Prabowo yang sekaligus menggerogoti suara Jokowi sejumlah yang sama, Jokowi akan kalah. Jelaslah Cak Imin bukan melakukan gertak sambal ke Jokowi.
![dok. kompas.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/04/18/1668293887-5cb808f7a8bc151b266c7ea4.jpg?t=o&v=555)