Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Korupsi Berurat Berakar Sejak Zaman VOC, Bagaimana Mencabutnya?

5 April 2019   16:37 Diperbarui: 7 April 2019   09:15 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coba kita simak lagi data di atas. Utang VOC disebutkan 136,7 juta gulden, namun penghasilan seorang gubernur jenderal dari sumber ilegal bisa 10 juta Gulden. Artinya bila para pejabat teras VOC selama beberapa periode "menghibahkan" hasil korupsinya, mungkin sudah bisa menutupi semua utang VOC.

Inspektur yang lebih suka tutup mulut, bisa jadi sekarang juga masih ada. Namun dengan kegigihan KPK , harusnya menjadi contoh bagi semua aparat yang berwenang menindak para koruptor. 

Jangan sampai negara kalah dari koruptor seperti di era VOC yang menyerah dengan memajaki pegawainya dari penghasilan ilegal. Kita pernah menerapkan tax amnesty dalam konteks perpajakan terhadap harta yang belum dilaporkan wajib pajak, tapi bukan berarti memberi ampun pada koruptor.

Korupsi telah berurat berakar sejak zaman VOC bukanlah untuk dijadikan pembenaran atas perilaku tercela itu. Namun tentu kita harus mampu menafsirkan secara realistis bila mendengar janji kampanye para calon pejabat yang akan memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya. Masalahnya bagaimana cara memberantasnya masih sebatas kalimat normatif yang perlu dielaborasi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun