Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Nasib Seorang Pemulung asal Kolombia di Bogor

25 Januari 2019   20:56 Diperbarui: 27 Januari 2019   07:18 2192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anisa pernah merasakan mendekam di balik jeruji Lembaga Pemasyarakatan Paledang selama 3 bulan. Ia pun pernah hidup di sebuah Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Jakarta selama 5 bulan.

Saya melakukan apa saja agar bisa makan, yang penting halal, kata wanita yang sekarang berusia 50 tahun ini. Setelah sering berpindah-pindah di sekitar Jakarta dan Bogor, hidup di kereta atau di jalanan, sejak 12 tahun terakhir ia menetap di Bogor.

Sekarang Anisa tinggal di sebuah rumah kontrakan berukuran kecil beralamat di Kampung Curug Mekar, RT 02/04, Kelurahan Curug Mekar, Kecamatan Bogor Barat.

Di rumah tersebut Anisa dengan penuh kasih sayang merawat anak semata wayangnya yang sekarang berusia 20 tahun dengan kondisi lumpuh.

Anisa bisa mengumpulkan uang sedikit demi sedikit dari hasil memulung untuk membayar kontrakan rumah, di samping untuk biaya makan sehari-hari.

Gerobak sampah yang sudah jadi miliknya sendiri menjadi modal Anisa mengumpulkan sampah dari rumah ke rumah. Agama Islam tidak melarang saya jadi pemulung, tapi melarang jadi pengemis, ujar Anisa.

Itulah potret kehidupan seorang ibu yang secara strata sosial berada di lapisan bawah, tapi banyak hikmah yang dapat dipetik dari kegigihannya mempertahankan kehidupannya beserta anak tercinta yang menderita sakit.

Menjadi pertanyaan, upaya hukum apa yang bisa dilakukannya dan bantuan apa yang berhak diterima Anisa yang nota bene masih WNA itu, dari pemerintah. 

Tidak didapat pula informasi, apakah Anisa sudah mencoba berjuang melalui Kedutaan Besar Kolombia atau kantor perwakilannya di Jakarta.

Tapi bukankah, atas nama kemanusiaan, Anisa layak menerima bantuan dari mereka yang berpunya?

Pemulung asal Kolombia (dok. radarbogor.id)
Pemulung asal Kolombia (dok. radarbogor.id)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun