Makanya dulu istri Aris tidak setuju suaminya ikut mendaftar bertarung di Indonesian Idol, tapi akhirnya kecolongan ketika Aris mendaftar diam-diam, sehingga tak bisa lain, sang istri pun terpaksa mengikhlaskan suaminya menjadi idola. Memang warna suara Aris yang serak-serak basah menjadi daya tarik bagi keberhasilannya di pentas Indonesian Idol.
Sempat mengeluarkan sebuah album berjudul "Ajari Aku", kemudian lelaki yang nama aslinya Januarisme Runtuwene itu cepat sekali menghilang dari radar pencinta musik tanah air.Â
Ia seperti bukan siapa-siapa lagi, kembali ke kehidupannya semula saat belum menjadi idola. Waktu kecil, Aris terhenti sekolah karena sang ayah kehilangan pekerjaan dan kondisi keluarganya berantakan.Â
Untuk menyambung hidup, Aris sempat menjadi sopir taksi online. Sesuatu yang bagus sebetulnya, dalam arti bagaimanapun itu sebuah pekejaan yang halal. Sayangnya, tapi itupun tak sungguh-sunguh dilakukannya.
Tampaknya Aris tidak meneladani beberapa pemegang gelar Indonesian Idol sebelumnya, yang walaupun juga berasal dari keluarga kurang mampu namun berhasil mempertahankan karirnya antara lain karena tingkah lakunya yang baik, seperti yang diperlihatkan Ihsan Tarore (Indonesian Idol 2006) dan Rinni Wulandari (Indonsian Idol 2007).
Bahkan mereka yang gagal menyabet Indonesian Idol, beberapa di antaranya saat ini jauh lebih berkibar dari pesaingnya waktu dulu bertarung di ajang pencarian bakat. Gisel yang dikalahkan Aris pada grand final Indonesian Idol 2008, sekarang sering wajahnya menghiasi layar kaca.
Apalagi kalau membicarakan seorang penyanyi bersuara lengking dengan nafas panjang, Judika. Saat ikut kontes Indonesian Idol 2005, Judika dikalahkan Mike Mohede.Â
Namun dalam industri musik, Judika terbukti jauh lebih unggul. Mike yang juga bersolo karir harus terhenti langkahnya karena menghembuskan nafas terakhir di usia sangat muda, 32 tahun, akibat penyakit jantung. Mike meninggal 31 Juli 2016 silam.
Pelajaran yang dapat ditarik hikmahnya dari kasus Aris di atas, untuk meraih kesuksesan, tak ada jaminan akan mulus-mulus saja meskipun pernah mendapat penghargaan atau menjuarai sesuatu perlombaan. Karakter yang baik, sertas tingkah laku yang sesuai dengan norma dan ajaran agama, menjadi faktor penentu kelanggengan karir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H