Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Berkunjung ke Batam, Tidak Melulu Sekadar Singgah dan Belanja

5 Januari 2019   13:59 Diperbarui: 5 Januari 2019   17:49 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perkampungan warga asli | Dokumentasi pribadi

Meskipun awalnya saat pulau Batam sekitar 40 tahun lalu dikembangkan secara besar-besaran sebagai kawasan khusus industri, dari sebelumnya hanya berupa beberapa desa nelayan saja, Batam akhirnya juga menjadi salah satu pintu masuk utama bagi pelancong asing, setelah Bali, Yogyakarta, dan Jakarta.
Artinya, perkembangan Batam sebagai objek wisata, bukan sekadar pintu masuk, harus terancang secara terpadu dalam program pembangunan Batam. Apalagi Batam juga sekaligus menjadi pintu keluar wisatawan Indonesia yang ingin ke luar negeri, khususnya ke Singapura, Malaysia dan Thailand.

Maksudnya, jangan jadikan Batam sekadar kota transit atau persinggahan saja, baik bagi yang dari luar negeri maupun bagi yang mau ke luar negeri. Dan sepertinya tujuan itu lumayan tercapai dengan berkembangnya wisata belanja di Batam.

Atmosfer Singapura sebagai  shopping city sedikit banyak menular ke Batam. Wisatawan domestik banyak membeli produk impor yang bebas bea masuk seperti tas, koper, sepatu, jam tangan, parfum, tentu yang branded dan original.

Sedangkan wisatawan asing banyak memborong keperluan harian buatan Indonesia seperti bahan makanan, termasuk mie instan, rokok, deterjen, pakaian muslim, atau sekadar menonton bioskop dan menikmati sea food atau Nasi Padang. Harga di Batam kalau dikurskan ke Dolar Singapura atau Ringgit Malaysia, jatuhnya jauh lebih murah ketimbang kalau barang yang sama dibeli di negara tetangga.

Hanya saja, bila sekadar berbelanja, pelancong tidak akan menghabiskan waktu sampai berhari-hari. Dengan menginap satu malam saja sudah cukup. Maka ada baiknya bagi yang berniat bepergian ke Batam, mengetahui objek wisata selain berbelanja dan kuliner, yang bisa dinikmati.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dendang Melayu adalah objek utama yang sifatnya "wajib" didatangi. Dendang yang dimaksud di sini bukanlah dalam arti jenis musik atau nyanyian, melainkan sebuah kawasan wisata yang relatif baru di Batam yang boleh dikatakan sebagai tempat yang paling ramai dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun dari luar negeri, khususnya dari negara tetangga, Singapura dan Malaysia.

Memang, Jembatan Barelang yang menyambungkan pulau Batam, Rempang, dan Galang dengan bangunan yang kokoh dan ikonik, sejak selesai dibangun tahun 1998 lalu telah memancarkan pesona tersendiri.

Dari puncak menara | Dokumentasi pribadi
Dari puncak menara | Dokumentasi pribadi
Sayangnya karena tidak dirancang sebagai objek wisata, maka jembatan yang juga sering disebut sebagai Jembatan Habibie karena diprakarsai oleh mantan Presiden kita itu, belum menyediakan tempat parkir atau tempat berfoto yang layak bagi para pengunjung.

Nah, pemerintah kota Batam membangun sebuah kawasan wisata yang dinamakan dengan Dendang Melayu yang terletak di lokasi sebelum jembatan dari arah pusat kota, di sebelah kiri jalan raya. 

| Dokumentasi pribadi
| Dokumentasi pribadi
Dari Dendang Melayu yang tanahnya lebih tinggi itulah pemandangan ke arah jembatan, laut biru dan beberapa pulau kecil di bawahnya terlihat lebih indah. Dan yang penting ada beberapa spot yang bagus untuk berfoto, taman yang luas nyaman, sehingga pengunjung bisa santai sejenak.

Sayangnya fasilitas toilet kurang memadai dan juga fasilitas bagi mereka yang berkebutuhan khusus belum tersedia. Beberapa turis dari Malaysia sempat mengeluhkan hal ini, meskipun mereka mengakui keindahan pemandangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun