Kemaren (18/11) beberapa media daring, di antaranya Kompas.com memberitakan tanggapan kapten Persija Jakarta, Ismed Sofyan, terhadap tudingan warganet di media sosial bahwa Persija telah di-setting akan jadi juara Liga 1 yang sudah hampir berakhir.Â
Ismed tidak peduli dengan tudingan seperti itu dan menganggapnya sebagai anjing menggonggong saja. Soalnya, menurut Ismed, pencapaian Persija sampai pertandingan ke 30, Jumat (16/11) yang lalu adalah buah dari kerja keras semua elemen tim.Â
Adapun tudingan tersebut muncul karena menilai Persija sebagai "anak papah" PSSI, gara-gara Joko Driyono, wakil ketua umum PSSI, punya saham di klub kebanggaan warga ibukota itu. Persija juga dianggap beberapa kali diuntungkan terkait sanksi disiplin dan perubahan jadwal pertandingan oleh PSSI.
Sebetulnya bila pejabat PSSI dinilai sebagai ikut campur dalam menentukan peringkat sebuah klub dalam kompetisa Liga 1, tentu sulit sekali membuktikannya. Ketua Umum PSSI sendiri, Edy Rahmayadi, Â terlihat sangat mendukung klub PSMS Medan dan juga PS. TIRA. Tapi nyatanya kedua klub tersebut terancam tersingkir dari Liga 1, dan mungkin terpaksa berkompetisi di Liga 2 tahun depan.
Maka, bila tulisan ini memprediksi Persija menjadi calon kuat juara Liga 1, tidak ada kaitannya dengan tudingan warganet di atas. Ini hanya ulasan sederhana saja, makanya bisa jadi bakal meleset. Perburuan gelar juara praktis hanya akan terjadi antara PSM Makassar yang masih memimpin dengan poin 54 dari 31 pertandingan dengan Persija yang berada di peringkat 2 dengan poin 50, tapi baru dari 30 kali laga.
Adapun nasib Persib Bandung, juara paruh musim, setelah kemaren (18/11) ditekuk PSIS Semarang 3-0 di Stadion Magelang yang menjadi markas PSIS, tampaknya hanya mengharapkan keajaiban saja bila masih menyimpan harapan untuk memuncaki klasemen akhir. Sekarang Persib tertahan di peringkat 3.
Persija masih menyisakan 4 kali laga lagi, sementara PSM hanya menyisakan 3 laga. Meskipun demikian, bila diasumsikan semua laga yang tersisa dimenangkan oleh PSM dan juga Persija, maka tidak ada perubahan peringkat, gelar juara akan diborong ke kota anging mamiri Makassar. Sebagai catatan, pertandingan antara PSM dan Persija telah berlangsung Jumat (16/11) dengan hasil imbang 2-2.
Masalahnya, apakah mungkin kedua klub tersebut akan menyapu bersih semua laga yang tersisa? Too good to be true. Mari kita lihat klub mana saja yang harus dihadapi Persija pada laga berikutnya. Klub tersebut adalah Sriwijaya FC, Mitra Kukar (dua-duanya penghuni papan bawah), Persela Lamongan yang sekarang berada di papan tengah, serta Bali United yang saat ini di peringkat 6 (masuk papan atas tapi paling bawah). Hanya melawan Bali United yang merupakan laga tandang, selebihnya Persija bertindak sebagai tuan rumah.
Di atas kertas, dua klub papan bawah bisa diatasi Persija, meski lawannya tentu akan mati-matian berjuang agar terhindar dari degradasi. Sedangkan Bali United, lagi dalam trend menurun, setelah  kemaren (18/11) baru saja digasak tamunya Persebaya, dengan skor akhir 2-5. Hanya Persela yang lagi on fire, setelah dalam laga terakhirnya (16/11) membungkam klub sarat pengalaman Arema FC, 4-0.
Keuntungan sebagai tuan rumah, agaknya mampu menjadi penyemangat Persija mengalahkan Persela. Namun bila mental Bali United kembali pulih, andaikan Persija bermain imbang di Bali, sudah lumayan. Dengan asumsi seperti itu, 3 kali menang dan sekali seri, poin Persija akan mencapai 60.
Nah, sekarang beralih ke PSM. Ayam jantan dari timur ini akan bertarung melawan Bali United dan PSMS sebagai tuan rumah, serta bertamu ke markas Bhayangkara FC. Patut diingat Bhayangkara adalah jawara Liga 1 2017 dan sekarang berada di peringkat 4. Tentu mereka akan bermain habis-habisan untuk memperbaiki peringkat agar bisa ikut menjadi salah satu klub yang mewakili Indonesia pada kometisi antar klub Asia.
Tahun lalu, meski juara, Bhayangkara tidak diperkenankan bertarung di level Asia karena belum dapat lisensi dari AFC. Tahun ini lisensi itu sudah mereka dapatkan. Maka bila Bhayangkara dalam performa terbaiknya, bukan tidak mungkin mengalahkan PSM, atau minimal bermain seri.Â
Dengan prediksi PSM ditahan imbang oleh Bhayangkara dan juga oleh Bali United yang tetap berbahaya bila turun dengan skuad terbaiknya, tapi menang melawan PSMS, maka poin PSM menjadi 59. Atau kalau PSM menang lawan PSMS dan Bali United dengan skor tipis, tapi kalah dari Bhayangkara, poin PSM menjadi 60, namun kalah selisih gol dari Persija (bila Persija sesuai dengan skenario di atas).
Atas dasar itulah Persija menjadi calon kuat juara Liga 1 tahun ini. Tentu analisa ini akan terbantahkan bila PSM mampu meraih kemenangan dari sisa pertandingan yang diagendakan, tanpa tergantung dengan hasil dari pertandingan klub lain yang menjadi pesaing terdekatnya.
Bagaimanapun juga, klub mana yang bakal juara, PSM atau Persija, atau bahkan muncul keajaiban dengan memunculkan Persib atau Bhayangkara, yang sekecil apapun masih punya peluang, masyarakat sepak bola Indonesia harus menyambutnya dengan positif, sepanjang telah melewati proses yang memenuhi prinsip fair play.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H