Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Johnny English, Ketika Mr. Bean Jadi Mata-mata

3 Oktober 2018   17:11 Diperbarui: 3 Oktober 2018   17:10 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Johnny English (kanan) dan PM Inggris dalam film Johnny English 3 (movieweb.com)

Nama Mr. Bean tentu sudah lengket di benak banyak orang, karena tokoh berkarakter lucu dalam serial komedi televisi asal Inggris tersebut sangat digemari di mana-mana, termasuk di negara kita. 

Serial Mr. Bean pernah ditayangkan di TVRI pada pertengahan 1990-an, berlanjut di Trans TV (2002), Trans 7 (2010) dan GTV (2014). Saking populernya, nama Mr. Bean jauh lebih dikenal dari nama aktor yang memerankannya, Rowan Atkinson.

Penonton memang dibikin gemas dengan ulah Mr.Bean yang lugu, usil, konyol, terkadang nakal dan jorok. Dengan berlagak pura-pura bodoh, ia selalu digambarkan berhasil mengatasi masalah yang dihadapinya.

Hanya dengan melihat gerak tubuh dan mimik wajahnya, penonton sudah terpingkal-pingkal. Sungguh, Rowan Atkinson seorang pelawak kawakan yang cerdas. 

Susah mencari bandingannya kalau kita mengamati para pelawak Indonesia saat ini. Namun, puluhan tahun lalu, kita pernah punya pelawak yang berkelas, seperti Bing Slamet dan S. Bagio.

Nah, tokoh Mr. Bean dalam serial televisi, ternyata bertransformasi menjadi Johnny English, dalam versi layar lebar.  Johnny  digambarkan sebagai seorang mata-mata, yang menuntaskan misi yang dilakukannya secara kocak. 

Johnny tak jauh beda dengan karakter Mr. Bean, tapi dalam gaya yang lebih gagah dan lebih jantan. Bisa kebut-kebutan, menyamar di keramaian pesta kelas atas, dan bisa menembak lawan yang dincarnya. Ya bolehlah dibilang sebagai James Bond versi lucu-lucuan atau versi parodi.

Bagi yang ingin menikmati aksi Mr. Bean, eh, Johnny English maksudnya, sekarang ini filmnya yang berjudul "Johnny English Strikes Again" (selanjutnya disingkat JESA) tengah diputar di banyak bioskop di tanah air.

Seperti film James Bond, Jhonny English juga dibuat secara berseri. JESA yang disutradarai David Kerr merupakan seri ketiga, setelah sebelumnya Johnny English (sutradara Peter Howitt, 2003) dan Johnny English Reborn (sutradara Oliver Parker, 2011).

Kalau tokoh James Bond yang merupakan agen rahasia 007 telah beberapa kali berganti aktor yang memerankannya, maka Johnny English agen MI7, tampaknya khusus dibuatkan untuk aktor Rowan Atkinson. Meskipun tak bisa dipungkiri bahwa Rowan sudah terlihat semakin tua (sekarang sudah 63 tahun).

JESA dibuka dengan misi yang diterima Johnny yang sebetulnya sudah pensiun, namun dipanggil kembali. Masalahnya, Inggris mendapat ancaman serangan siber sehingga identitas mata-mata Inggris sudah terbongkar semuanya. Justru identitas mantan mata-mata, Johnny English, masih terjaga. 

Masalahnya sebagai mata-mata era jadul, Johnny sangat tidak familiar dengan berbagai perangkat teknologi canggih. Bahkan, di awal penugasannya, Johnny dengan gagahnya melempar gadget yang diterimanya sebagai bekal untuk  bekerja, ke tong sampah. 

Sewaktu Johnny ditawarkan memilih mobil yang akan dipakainya, ia malah memilih mobil tua yang sudah diselimuti di pojok ruang parkir. Artinya, mobil tersebut sudah tidak layak bagi aktivitas spionase.

Dengan berbagai tingkah yang gaptek dan kuno, seperti menggunakan telpon umum pakai koin untuk berkomunikasi melawan mafia penjahat yang menguasai big data di dunia maya, kelucuan demi kelucuan terbangun dengan sendirinya.

Perdana Menteri Inggris yang tidak puas melihat kekonyolan Johnny, akhirnya memecatnya. Tapi Johnny yang punya misi mulia, diam-diam tetap melanjutkan aksinya, karena mengetahui bahwa Perdana Menteri sudah terjebak oleh kepiawaian pemimpin mafia siber saat melakukan presentasi tentang kecanggihan program yang dibuatnya. 

Perdana Menteri setuju untuk berkolaborasi dengan kelompok mafia yang seolah-olah membantu Inggris dengan berbagai programnya, padahal niat sesunguhnya adalah untuk mencuri data.

Bagaimana kecerdikan teknologi kuno ala Mr. Bean, eh salah lagi, maksudnya Johnny English, menandingi teknologi sangat canggih dari kelompok mafia, bisa dinikmati di layar lebar. 

Film yang relatif pendek ini, hanya 88 menit, lumayan menghibur, terutama bagi yang kangen dengan aksi kocak Rowan Atkinson. 

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun