Taman bunga, bukanlah sesuatu yang langka di negara kita yang indah ini. Boleh dikatakan, ke kota manapun kita pergi di tanah air, pasti ada taman bunganya. Bahkan sekarang di desa-desa pun banyak ditemukan taman bunga yang dikelola secara baik dan menjadikannya sebagai objek wisata.Â
Keberadaan taman bunga semakin menjamur semenjak budaya berfoto selfie menjangkiti masyarakat kita sejak beberapa tahun terakhir ini. Kegiatan berwisata, yang ditandai dengan mengunggah foto saat melancong di media sosial, seperti menjadi kebutuhan pokok, sama pentingnya dengan makan atau membeli pakaian.
Namun akhirnya saya tergerak untuk menuliskannya di Kompasiana, bukan karena tampilan fisik tamannya itu sendiri, tapi lebih karena ada sesuatu yang luar biasa dalam semangat pendirian dan pemeliharaannya.
Kedua, taman tersebut sepenuhnya gagasan dan hasil usaha para remaja yang tergabung dalam kelompok karang taruna setempat dengan memanfaatkan aset desa berupa tanah bengkok. Jadi, ini bukan bisnis wisata dari pemodal besar yang dikelola secara profesional, tapi murni dari swadaya masyarakat.
Memang areanya tidak begitu luas, dan keragaman bunganya juga tidak begitu banyak. Tapi bila foto-foto pengunjung di Ramadanu diunggah ke media sosial, dijamin bisa "menyembunyikan" lahan yang tidak luas serta jenis bunga tidak banyak itu tadi. Mereka yang melihat foto-foto tersebut, bila belum pernah ke sana, mungkin akan membayangkan taman yang luas sekelas Taman Bunga Nusantara di Cipanas, Puncak, Jawa Barat.
Kelima, sewaktu kami tanya berapa tarif untuk seorang pemandu, pemandu yang kami pakai menjawab free. Lalu ketika kami memberikan uang seikhlasnya sebagai tanda terima kasih, ia menerima, dan mengatakan semua uang yang didapat pemandu, sesuai aturan main di sana, akan diteruskan untuk kegiatan sosial di dusun tersebut, terutama untuk panti asuhan yatim piatu yang ada dekat taman bunga.Â
O ya, tarif masuk taman Ramadanu relatif murah, Rp 8.000 per orang. Bagi yang belum pernah ke sana, silakan berkunjung, berfoto sepuasnya sambil beramal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H