Asian Games telah mengubah wajah ibukota Jakarta. Mungkin bagi mereka yang biasa membawa mobil sendiri akan menggerutu, Â karena ruang geraknya terbatas gara-gara aturan ganjil-genap. Di tanggal ganjil hanya mobil yang plat nomornya berakhir dengan angka ganjil yang boleh lewat di jalan-jalan utama.
Tapi bagi para pengguna kendaraan umum, yang dari halte tempat turun bus ke kantornya harus berjalan kaki, Asian Games jelas membawa berkah. Trotoar di Jalan Sudirman dan Thamrin sekarang telah berganti wajah dan betul-betul memanjakan pejalan kaki.
Bahkan, karena nyamannya, ada yang sengaja turun beberapa halte sebelum halte terdekat dari kantor atau lokasi tujuan. Maksudnya sengaja agar lebih jauh berjalan kaki, hitung-hitung sebagai olah raga yang memang jarang dilakukan oleh orang kantoran di hari kerja.
Bayangkan, pejalan kaki yang hanya segelintir itu diberi trotoar yang lebarnya hampir sama lebarnya dengan jalan raya di sebelah kanannya yang selalu macet..cet..cet.
Jangan khawatir, gak ada lagi pengendara motor yang menyerobot lewat trotoar. Tidak ada pula para pedagang yang menggelar dagangannya menghalangi pengguna trotoar.
Desain trotoarnya cukup menarik dengan keramik warna warni, dilengkapi dengan pohon setiap jarak tertentu dan  ada area untuk rerumputan. Halte bus di sana juga tampil dengan gaya baru yang lebih gagah.
Sayangnya, trotoar tersebut penuh dengan debu. Mungkin karena sekarang lagi musim kemarau, di samping karena tingkat polusi di Jakarta yang tergolong parah. Lagi pula pembangunan trotoar ini baru selesai, bahkan di sekitarnya masih ada pengerjaan proyek MRT atau proyek lainnya yang "memproduksi" debu.
Di beberapa tempat terlihat petugas kebersihan sedang menyapu debu. Tapi ini tidak banyak membantu. Ada pula yang melakukan penyiraman, yang bisa mengusir debu untuk sementara. Begitu kering, debu muncul lagi.
Lumayan sih, pemandangan yang berantakan jadi tersembunyi, sekaligus menjadi media sosialisasi ajang pesta olahraga antar negara se Asia, yang harus kita sukseskan.