Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Potensi Stadion Bali United sebagai Objek Wisata

27 Juli 2018   08:02 Diperbarui: 27 Juli 2018   12:19 2004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempat berfoto di kafe (Dok pribadi)

Saya kebetulan sudah pernah mengunjungi kota Manchester di Inggris. Meskipun di kota ini terdapat banyak obyek wisata, tapi yang banyak diburu pelancong justru melongok langsung ke Stadion Old Trafford yang menjadi markas klub sepakbola terkenal Manchester United, serta klub saingannya Manchester City yang punya Etihad Stadium.

Di kedua stadion tersebut para pelancong bisa membeli jersey dan merchandise resmi . Kalau lagi lapar, tersedia kafe atau restoran dengan interior design yang khas klub yang bermarkas di sana.  Bagi yang ikut paket wisata dengan agenda berkunjung ke salah satu atau kedua stadion tersebut, akan dipandu untuk berkeliling stadion, termasuk melihat pemandangan di belakang layar seperti ruang ganti pakaian pemain dan lorong tempat pemain berjalan ke lapangan.

Nah, waktu saya berkesempatan melancong ke Bali pertengahan Juli 2018 lalu, seketika terbersit keinginan saya untuk melongok kandang klub Bali United. Ada semacam rasa penasaran, apakah di Bali sebagai destinasi wisata utama di negara kita, sudah mulai menggarap stadion sebagai obyek wisata.

Kebetulan letak Stadion Kapten I Wayan Dipta yang menjadi homebase Bali United, tidak jauh dari Ubud yang memang telah saya agendakan untuk mengunjunginya. Selama ini saya hanya menyaksikan stadion tersebut dari siaran langsung di televisi saat Bali United bermain di kandangnya. Hal yang menarik seperti yang saya lihat di layar kaca, stadionnya tidak saja dipenuhi oleh penggemar dari warga lokal, tapi juga banyak orang bule.

Stadion Wayan Dipta dulunya dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Gianyar. Setelah berdirinya klub Bali United yang memilih markas di stadion ini, dilakukan renovasi besar-besaran sejak tahun 2015. Sampai sekarang sebetulnya renovasi belum seratus persen tuntas, namun lapangannya telah memenuhi standar untuk dipakai dalam pertandingan Liga 1 Indonesia, bahkan dipakai pula dalam turnamen antar klub Asia (Piala AFC), di mana Bali United bersama Persija Jakarta menjadi wakil Indonesia di awal tahun 2018 yang lalu. 

Kualitas rumput stadion ini, seperti yang saya saksikan langsung, boleh diacungi jempol. Hijau dan rata, serta terkesan secara rutin dirawat dengan baik. Namun dari sisi kenyamanan penonton, meskipun kapasitasnya mampu menampung sekitar 25.000 orang, kondisi yang relatif baik hanya di tribun utama saja. Sedangkan di luar tribun utama, tidak ada bangku dan juga terbuka tanpa atap.

Toko merchandise resmi menyatu dengan stadion (Dok pribadi)
Toko merchandise resmi menyatu dengan stadion (Dok pribadi)
Menarik pula melihat tulisan besar yang terpampang di sepanjang salah satu sisi pembatas tribun terbuka dengan lapangan. "BALI UNITED FC, YOU'LL NEVER FIGHT ALONE", demikian yang tertulis. Jelas ini terinspirasi dari slogan Liverpudlian, kelompok pendukung klub Liverpool dari Inggris, "You'll Never Walk Alone", yang awalnya berawal dari judul lagu yang sering dikemundangkan fans Liverpool. Jadi, Bali United termasuk beruntung, karena sebagai klub yang relatif baru, telah punya basis suporter fanatik yang banyak.  

Manajemen Bali United telah melengkapi stadion ini dengan berbagai fasilitas, meniru stadion-stadion di Eropa.  Ada merchandise store yang punya space cukup luas. Barang yang dijual juga lengkap, seperti kaos, jaket, topi, syal, dan sebagainya. Karena barangnya berkategori "resmi", wajar kalau harganya lebih mahal ketimbang barang tiruan yang dijual di kios-kios di luar stadion. Rata-rata harga jersey dan kaos itu tadi sekitar Rp 250.000 sampai Rp 350.000 per potong.

Kafe Bali United (Dok pribadi)
Kafe Bali United (Dok pribadi)
Kafe bernuansa khas Bali United juga sudah beroperasi dan buka setiap hari. Di sini masing-masing kursi diberi nomor dan nama pemain sesuai skuad yang memperkuat Bali United saat ini. Ada boot tempat pengunjung kafe berfoto. Ada pula pojok yang sepertinya menjadi tempat konperensi pers di kafe ini. Di samping itu ada semacam panggung yang penuh alat musik, mungkin di malam tertentu ada live music.

Tempat berfoto di kafe (Dok pribadi)
Tempat berfoto di kafe (Dok pribadi)
Beranjak ke sisi luar stadion, dindingnya bercat dominan merah sesuai warna klub. Foto-foto para pemain dalam ukuran besar terpampang di banyak bagian dinding stadion, sehingga dari jauh terlihat jelas. Areal parkir mobil dan motor lumayan luas. Namun bila ada pertandingan, dan penonton membludak, mungkin juga tidak gampang mencari tempat parkir kalau datang sudah mepet pertandingan akan dimulai.

Pintu kafe (Dok pribadi)
Pintu kafe (Dok pribadi)
Tampaknya manajemen Bali United diberi kewenangan sepenuhnya untuk merancang renovasi stadion dan segala fasilitasnya. Ini jelas sebuah "kemewahan", mengingat klub dari kota lain hanya diberi hak untuk menggunakan stadion yang rata-rata milik pemerintah atau yayasan di bawah pemerintah, tanpa bisa membangun berbagai fasilitas khusus bernuansa klub tersebut atau suporter klubnya.

Persija boleh saja menggunakan Gelora Bung Karno (GBK) yang amat megah sebagai kandangnya, namun merchandise store resminya tidak ada di GBK. Demikian pula Persib dengan Gelora Bandung Lautan Api (GBLA)-nya.

Pintu masuk tribun utama (Dok pribadi)
Pintu masuk tribun utama (Dok pribadi)
Sayangnya, tampilan fisik bangunan stadion,  secara arsitektural, jauh dari kesan megah seperti GBK atau GBLA. Apalagi kalau kita bandingkan dengan stadion di Eropa. Agak sulit memang untuk menciptakan aura megah, kecuali membongkar dan membangun ulang. Atau mungkin arsitek yang berpengalaman bisa mengakalinya.

Stadion di lihat dari depan (Dok pribadi)
Stadion di lihat dari depan (Dok pribadi)
Bagaimanapun juga saya merasa puas bisa melongok kandang Bali United. Saya ke sana di hari Minggu pagi, 15 Juli 2018, dan mendapatkan ada komunitas penggemar atau pemilik mobil merek tertentu lagi menikmati suasana stadion dan singgah di kafenya. Ada juga beberapa keluarga yang sengaja main di sana serta berfoto di beberapa spot. Artinya, bila dikelola dengan baik dan promosi yang tepat, kandang Bali United bisa menambah obyek wisata di Bali.

Kandang Manchester City FC (dok. tripadvisor)
Kandang Manchester City FC (dok. tripadvisor)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun