Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Danau Sunter, Sepotong Keindahan Jakarta

21 Maret 2018   15:44 Diperbarui: 21 Maret 2018   16:51 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung tinggi di ujung danau (dok pribadi)

Jakarta memang kota yang padat. Tapi jangan bayangkan Jakarta hanya sebagai tumpukan gedung jangkung di jalan protokol yang kontras dengan dempetan rumah kumuh di beberapa kawasan perkampungan. Meskipun jalanan yang macet dan udara yang tercemar polusi menjadi ancaman bagi warga Jakarta, tetap ada potongan-potongan lain yang membuat Jakarta tidak semuanya separah yang dipikirkan banyak orang.

Ada kawasan Monas dengan lingkungan yang hijau beserta taman-taman di berbagai belahan Jakarta yang menjadi oase bagi warga. Dan kali ini saya memberi contoh lain, dengan mengangkat Danau Sunter yang terletak di Jakarta Utara. Danau ini beberapa waktu yang lalu menjadi berita ketika Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melakukan lomba renang  dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno.

Pelataran / area publik yang luas (dok pri)
Pelataran / area publik yang luas (dok pri)
Ketika Senin (19/3) yang lalu saya berkesempatan jalan-jalan ke Danau Sunter, kesan saya danau ini relatif bersih. Mugkin karena bukan hari libur, dan juga masih siang dengan kondisi udara yang panas, saya tidak menemukan banyak orang yang bersantai di sana. Hanya ada beberapa orang yang memancing ikan, dan beberapa orang yang duduk di bangku taman. Beberapa perahu angsa untuk anak-anak bermain terlihat tertambat di pangkalannya di salah satu sudut danau.

Saya membayangkan bila di hari libur tentu cukup asyik bagi warga ibukota untuk menikmati Danau Sunter. Pelataran serupa trotoar berukuran lumayan lebar, bisa dimanfaatkan sebagai area bermain, atau sekadar duduk-duduk di bangku taman. Kelihatannya bangku tamannya relatif baru yang di pasang cukup tersebar beserta tong-tong sampah yang terbagi atas beberapa kelompok sampah.

Memancing (dok pribadi)
Memancing (dok pribadi)
Gedung tinggi di ujung danau (dok pribadi)
Gedung tinggi di ujung danau (dok pribadi)
Fasilitas yang baru tersebut semoga saja bisa digunakan pengunjung dengan baik, dalam arti tidak merusak, tidak mencoret-coret, tidak membuang sampah sembarangan, dan berbagai tingkah laku negatif lainnya. Tentu juga pihak Pemda sebagai pengelola harus memantau secara rutin agar pemeliharaannya bisa sesuai dengan yang diharapkan.

Yang disebut Danau Sunter tersebut sebetulnya terdiri dari dua buah danau, yang masing-masingnya berbentuk persegi empat yang memanjang. Ke dua danau ini, yang biasa disebut sebagai Danau Sunter 1 dan Danau Sunter 2, terpisah beberapa puluh meter, sehingga bagi yang tidak tahu, bisa saja tidak meneruskan perjalanan ke danau ke dua.

Bila pengunjung kelaparan, ada banyak warung makanan dan minuman di pinggir danau pertama bila kita masuk kawasan Sunter dari Jalan By Pass. Bahkan ada hotel yang lumayan besar, di pinggir danau ini. Sedangkan di seberang jalan di sebelah kanan danau kedua,  ada pula masjid cantik yang dibangun seorang mualaf keturunan Tionghoa. Masjid yang bernama Ramlie Musofa ini arsitekturnya meniru Taj Mahal di India, sehingga disebut pula Taj Mahal Mini.

Taj Mahal Mini (dok pribadi)
Taj Mahal Mini (dok pribadi)
Dari warung makan (dok pribadi)
Dari warung makan (dok pribadi)
Jadi jangan takut kesulitan mencari tempat beribadah di Danau Sunter. Masjid Ramlie Musofa tersebut amat nyaman, tidak saja sebagai tempat shalat, tapi boleh juga beristirahat sejenak sambil menikmati keindahan masjid.  Sekarang masjid ini sudah menjadi obyek wisata religi karena banyak diminati pengunjung dari luar kota. 

Masih di danau kedua, di seberang sisi kirinya terlihat perkampungan yang rumah-rumahnya dicat aneka warna, tampaknya meniru kampung warna Jodipan di Malang. Sayang saya belum sempat mengeksplor kampung warna versi Sunter ini. Sebagai catatan, saat ini di berbagai kota, berbekal swadaya masyarakat, bermunculan kampung warna, seperti di Semarang, Surabaya, dan Lubuk Linggau. Ternyata Sunter sebagai "wakil" Jakarta tidak mau kalah.

Bangku taman dan kampung warna di seberang (dok pribadi)
Bangku taman dan kampung warna di seberang (dok pribadi)
Tong Sampah (dok pribadi)
Tong Sampah (dok pribadi)
Itulah sedikit catatan saya dari danau Sunter. Bagi saya, menikmati pemandangan pantulan gedung-gedung tinggi di ujung danau kedua, sudah merupakan kenikmatan tersendiri. Ringkasnya, Danau Sunter sebagai salah satu oase di Jakarta,  layak dikunjungi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun