Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bandung, Catatan Sejarah dan Wajahnya di Masa Depan

30 Desember 2017   17:59 Diperbarui: 31 Desember 2017   00:30 1662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Sejarah Bandung (dok pribadi)


Bandung adalah sebuah kota yang sarat dengan peristiwa bersejarah. Paling tidak hal ini tergambar dari lagu heroik "Halo-halo Bandung" yang liriknya antara lain berbunyi: "sekarang telah menjadi lautan api, ayo bung rebut kembali".

Bandung juga sering dikaitkan dengan kebangkitan negara-negara di Asia dan Afrika yang mampu melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Kebangkitan itu antara lain dikobarkan  melalui Konferensi Asia Afrika yang berlangsung di Bandung pada tahun 1955.

Tapi tulisan ini tidak  bermaksud mengupas soal di atas. Adapun catatan sejarah yang dimaksudkan pada judul tulisan ini adalah sejarah dari kota Bandung itu sendiri. Sekarang catatan itu dapat disimak pada Museum Sejarah yang belum lama dibuka untuk umum dan berlokasi di sebelah Balaikota Bandung.

Memang harus diakui sejak Bandung dipimpin oleh Ridwan Kamil, yang habitatnya adalah dunia arsitektur, selalu saja ada hal yang baru di Bandung. Mulai dari hadirnya taman-taman kota dengan berbagai tema dan banyak pula bangunan baru atau bangunan lama yang beralih fungsi. Nah, masih berdekatan dengan Museum Sejarah, terdapat pula Bandung Planning Gallery, yang diresmikan 1 Agustus 2017 yang lalu.

Dengan demikian terlihat jelas bahwa pemerintah kota Bandung sangat menghargai sejarah masa lalu, pencapaiannya di hari ini, serta menyusun visi yang jelas untuk masa depan.

Maket Bandung saat ini (dok pribadi)
Maket Bandung saat ini (dok pribadi)
Kota Bandung lahir dari kebijakan Bupati Bandung ke 6, R.A. Wiranatakusumah II yang memindahkan ibukota kabupaten dari Krapyak ke lokasi yang dilewati Jalan Raya Pos, jalan raya monumental yang menghubungkan Anyer di ujung barat pulau Jawa dengan Panarukan di ujung timur.  Jalan ini dibangun di masa kepemimpinan Deandels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda periode 1808-1811.

Dengan sebuah besluit (surat keputusan) dari pemerintahaan Hindia Belanda tertanggal 25 September 1810, kota Bandung ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten Bandung. Sampai sekarang tanggal 25 September diperingati sebagai hari jadi kota Bandung, meskipun peningkatan statusnya sebagai pemerintah kota (terlepas dari kabupaten Bandung) baru ditetapkan tanggal 1 April 1906 oleh Gubernur Jenderal J.B. Van Heutz.

Menuju smart city
Menuju smart city
Siapa saja yang memimpin Kota Bandung dapat dilihat di museum tersebut. Foto dari para Walikota Bandung dipasang berjejer (setiap foto dicetak pada sebidang kaca) dengan menawan di halaman museum. Ada pula narasi panjang tentang perjalanan kota Bandung yang menempel di luar dinding gedung. Memang museum ini lebih berupa taman terbuka, di mana juga terdapat taman bermain untuk anak-anak dan keluarga. 

Rancangan kawasan Bandung Teknopolis
Rancangan kawasan Bandung Teknopolis
Sedangkan Bandung Planing Gallery betul-betul berupa sebuah gedung yang di dalamnya terdapat banyak informasi yang berkaitan dengan perencanaan jangka pajang kota Bandung. Galeri ini termasuk canggih dengan banyaknya layar monitor yang bisa dimanfaatkan pengujung untuk mencari informasi yang diinginkannya.

Karena perencanaan jangka panjang tidak terlepas dari catatan sejarah, maka berbagai foto jadul yang memperlihatkan Bandung di era kolonial dan di awal kemerdekaan juga banyak dipamerkan. Kemolekan Bandung di masa lalu dengan predikat Paris van Java, lalu problem yang dihadapi Bandung saat ini seperti kemacetan dan kepadatan kawasan pemukiman, juga tergambar jelas. Lalu bagaimana solusi yang dirancang untuk menjawab berbagai problem tersebut juga dipaparkan di galeri ini.

Catatan aspirasi warga Bandung (dok pribadi)
Catatan aspirasi warga Bandung (dok pribadi)
Bandung Planning Gallery ternyata cukup diminati oleh warga Bandung ataupun pelancong dari luar kota. Menariknya, pengunjung dipersilakan menulis aspirasinya pada lembaran post-it dan ditempelkan di dinding sebuah tempat khusus berupa payung besar. Aspirasi tersebut bisa pula dengan mengentri dari aplikasi pada layar sentuh yang terpasang di dekat payung besar tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun