Bandung adalah sebuah kota yang sarat dengan peristiwa bersejarah. Paling tidak hal ini tergambar dari lagu heroik "Halo-halo Bandung" yang liriknya antara lain berbunyi: "sekarang telah menjadi lautan api, ayo bung rebut kembali".
Bandung juga sering dikaitkan dengan kebangkitan negara-negara di Asia dan Afrika yang mampu melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Kebangkitan itu antara lain dikobarkan melalui Konferensi Asia Afrika yang berlangsung di Bandung pada tahun 1955.
Tapi tulisan ini tidak bermaksud mengupas soal di atas. Adapun catatan sejarah yang dimaksudkan pada judul tulisan ini adalah sejarah dari kota Bandung itu sendiri. Sekarang catatan itu dapat disimak pada Museum Sejarah yang belum lama dibuka untuk umum dan berlokasi di sebelah Balaikota Bandung.
Memang harus diakui sejak Bandung dipimpin oleh Ridwan Kamil, yang habitatnya adalah dunia arsitektur, selalu saja ada hal yang baru di Bandung. Mulai dari hadirnya taman-taman kota dengan berbagai tema dan banyak pula bangunan baru atau bangunan lama yang beralih fungsi. Nah, masih berdekatan dengan Museum Sejarah, terdapat pula Bandung Planning Gallery, yang diresmikan 1 Agustus 2017 yang lalu.
Dengan demikian terlihat jelas bahwa pemerintah kota Bandung sangat menghargai sejarah masa lalu, pencapaiannya di hari ini, serta menyusun visi yang jelas untuk masa depan.

Dengan sebuah besluit (surat keputusan) dari pemerintahaan Hindia Belanda tertanggal 25 September 1810, kota Bandung ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten Bandung. Sampai sekarang tanggal 25 September diperingati sebagai hari jadi kota Bandung, meskipun peningkatan statusnya sebagai pemerintah kota (terlepas dari kabupaten Bandung) baru ditetapkan tanggal 1 April 1906 oleh Gubernur Jenderal J.B. Van Heutz.


Karena perencanaan jangka panjang tidak terlepas dari catatan sejarah, maka berbagai foto jadul yang memperlihatkan Bandung di era kolonial dan di awal kemerdekaan juga banyak dipamerkan. Kemolekan Bandung di masa lalu dengan predikat Paris van Java, lalu problem yang dihadapi Bandung saat ini seperti kemacetan dan kepadatan kawasan pemukiman, juga tergambar jelas. Lalu bagaimana solusi yang dirancang untuk menjawab berbagai problem tersebut juga dipaparkan di galeri ini.


Salah satu wajah kota Bandung di masa depan adalah terbangunnya Kawasan Bandung Teknopolis. Di kawasan ini seperti yang dipajang maketnya di Bandung Planning Gallery terdapat distrik pusat bisnis, pusat pemerintahan, stasiun monorail, taman raya, masjid, pasar, danau, distrik pusat industri kreatif, dan sebagainya.

Rancangan tersebut bisa saja disesuaikan dengan perkembangan terbaru, tapi jangan dibuat rancangan baru yang dimulai dari nol lagi. Jangan sampai terkesan, setiap ganti pemimpin pasti berganti kebijakan. Justru apa yang dibuat oleh pemimpin saat ini pada dasarnya adalah untuk mempermudah tugas pemimpin periode berikutnya.
Bandung terkenal sebagai kota yang kreatif dan secara periodik mengangkat berbagai program yang dibungkus dalam "Bandung Creativity Forum". Bila hal ini diterapkan secara konsisten, Bandung akan menjadi semakin menonjol tidak saja di mata publik domestik, tapi juga di mata internasional.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI