Mungkin harga barang di "mal" tersebut relatif mahal, sedangkan pengunjung rata-rata adalah masyarakat kelas menengah ke bawah, sehingga mereka tidak berminat berbelanja. Tapi akibatnya daya tarik  dinding di sepanjang koridor "mal" buat pengunjung melintas yang dicat berwarna-warni dengan berbagai tulisan yang bersifat edukatif dalam perspektif agama Islam, juga sepi yang meliriknya. Padahal inilah salah satu kelebihan yang jarang ditemui di masjid lain.
Jadi, bila di kota besar banyak mal yang menyediakan fasilitas masjid atau mushala yang nyaman, maka di Rokan Hulu ada masjid yang menyediakan tempat berjualan laksana mal. Padahal di tempat lain selama ini pedagang berjualan di halaman masjid hanya dengan lapak sederhana dan bersifat temporer bila di masjid ada acara yang ramai jamaahnya. Jelas, yang ada di Rokan Hulu sebuah lompatan dalam mendayagunakan masjid sebagai tempat berbisnis. Sayangnya, justru belum matching dengan dompet pengunjung.
Gedung-gedungnya unik karena bercorak tradisional Riau. Jalanan di depan kantor sangat lebar dan mulus. Ada taman kota dan tugu yang menawan. Di sisi lain kelihatan jejeran toko di sepanjang jalan utama kota Pasir Pengaraian, dan di kejauhan tampak pula hijaunya kebun sawit di segenap penjuru. Tidak rugi rasanya merogoh kocek Rp 10.000 untuk dewasa dan Rp 5.000 untuk anak-anak untuk naik ke puncak menara.
Oh iya, tidak afdol rasanya bila tidak menceritakan kemegahan ruang utama masjid. Di atas telah disinggung tentang kapasitasnya menampung belasan ribu jamaah. Semuanya bisa menikmati hamparan karpet tebal berwarna merah dengan penyejuk udara yang memadai. Di area kubah utama, tergantung lampu mewah dari  kuningan seberat dua ton yang diimpor dari Italia.
Setelah puas berkeliling masjid dan bergerak keluar, maka sasaran pengunjung untuk berfoto adalah komplek pemerintahan yang telah dilihat dari atas itu tadi. Tentu lebih jelas bila langsung berdiri dekat gerbang komplek yang terlihat besar dan kokoh. Lalu sempatkan pula berkeliling sepanjang jalan utama di kota yang tertata cukup baik.
Masihkah pihak pengelola mampu merawat dan memelihara masjid dengan baik atau nasibnya sama dengan berbagai proyek "mercu suar" di banyak daerah? Kata orang, memelihara itu lebih sulit dari pada membangun.Â
Perlu dicatat, bahwa masjid ini punya penampilan yang tak kalah menarik di waktu malam karena tata lampu yang menawan di semua menaranya yang terdiri dari empat menara pendamping dan satu menara utama. Taman air mancur di halaman masjid juga sedap dipandang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H