Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Wisata Religi ke Masjid Terbaik Nasional di Rokan Hulu, Riau

5 Desember 2017   19:50 Diperbarui: 6 Desember 2017   07:18 6152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Barangkali selain masyarakat Riau, tidak banyak yang tahu bahwa ada nama kota Pasir Pengaraian yang merupakan ibukota kabupaten Rokan Hulu di Provinsi Riau dan merupakan sebuah kabupaten hasil pemekaran dari kabupaten induknya, Kampar, pada tahun 1999 yang lalu. Memang dulunya Rokan Hulu daerah yang biasa-biasa saja, meskipun seperti kabupaten lain di Riau, perekonomiannya relatif baik, terbantu dari hasil perkebunan sawit. 

Hanya saja, jarang sekali orang dari luar kabupaten, apalagi dari luar provinsi,  yang ingin melancong ke sana. Letak geografisnya sedikit kurang menguntungkan, karena bukan daerah perlintasan utama. Memang, kota Pasir Pengaraian pasti dilewati bila seseorang dari Pekanbaru hendak ke Padang Sidimpuan atau Sibolga di Sumatera Utara, dan sebaliknya. 

Namun dua kota tersebut bukanlah kota provinsi dan bukan pula tujuan wisata terkenal. Maka daerah yang "hidup" di Riau adalah yang dilewati oleh jalur antar ibukota provinsi, yakni Pekanbaru-Medan, Pekanbaru-Padang, dan Pekanbaru-Jambi. Tentu ke pelabuhan laut di Dumai juga jalur yang padat, dan lagi dibangun jalan tol.

Tapi semuanya berubah sejak sekitar satu atau dua tahun yang lalu, setelah Masjid Agung Madani Islamic Center (selanjutnya ditulis Masjid Agung) Rokan Hulu mendapat predikat sebagai masjid terbaik se nasional dari Kementerian Agama pada tahun 2015 yang lalu. Ada beberapa indikator yang dinilai seperti  kemakmuran, ketertiban administrasi, dan pemeliharaan dari suatu masjid.

Kemakmuran bisa ditafsirkan identik dengan kemegahan. Tentu bila ada yang memperdebatkan dengan membandingkannya dengan kemegahan masjid lain, seperti Masjid Istiqlal Jakarta yang merupakan masjid agung level nasional atau Masjid Agung An Nur Pekanbaru  yang merupakan masjid agung level provinsi Riau, sah-sah saja. Tapi tulisan ini tidak akan membahas soal ini, meskipun foto Masjid Agung Rokan Hulu dan Masjid Agung An Nur di sertakan di sini. 

Sontak setelah itu, masjid yang mulai dibangun tahun 2008 dan diresmikan tangal 6 Agustus 2010 oleh Bupati Rokan Hulu, Achmad M Si, dengan menghadirkan dai sejuta umat alm. KH. Zainuddin MZ, menjadi ramai dikunjungi masyarakat. Mulanya hanya oleh masyarakat di sekitar kota Pasir Pengaraian, Bangkinang, dan Pekanbaru saja. 

Tapi berkat berbagai foto yang tersebar di media sosial, saat ini relatif banyak warga dari luar Riau yang datang berwisata religi. Boleh dikatakan setiap hari ada puluhan bus pariwisata dari Sumut, Sumbar, Jambi dan Sumsel, di samping dari Riau sendiri yang banyak datang dengan kendaraan pribadi, parkir di halaman masjid yang lumayan luas.

Mengingat jarak yang cukup jauh dari provinsi tetangga, bisa memakan waktu sekitar 10 jam dari Padang atau Jambi, dan waktu yang lebih lama lagi bila dari Medan atau Palembang, maka gampang ditebak, di sekitar masjid muncul hotel atau tempat penginapan dan restoran. Perekonomian di Rokan Hulu yang selama ini irama kehidupannya tergantung pada harga sawit, sekarang punya "mainan" baru, sektor pariwisata.  

Bagi yang tidak punya dana buat menginap di hotel, tersedia dua rumah singgah di komplek masjid, yakni satu untuk laki-laki dan satu untuk perempuan, dengan suasana mirip di asrama. Banyak pula pengunjung yang beristirahat dengan menggelar tikar di koridor di kedua sisi masjid. Ada pula yang mojok sambil memakan nasi bungkus yang mereka bawa.  

Tidak sedikit pula yang mandi dan berganti pakaian di toilet masjid. Maka jadilah soal kebersihan sebagai masalah utama di masjid tersebut. Sejumlah petugas kebersihan yang rajin menyapu dan mengepel lantai belum memadai menghadapi tingkah polah sebagian pengunjung yang kurang disiplin.

Masjid Agung An Nur Pekanbaru (dok pri)
Masjid Agung An Nur Pekanbaru (dok pri)
Masjid Agung Rokan Hulu di malam hari (dok.pri)
Masjid Agung Rokan Hulu di malam hari (dok.pri)
Namun suasana berbeda terlihat di basement masjid yang luasnya sama dengan luas lantai satu sebagai tempat beribadah dengan kapasitas  belasan ribu jamaah. Sedangkan di lantai dua hanya ada ruang beribadah di bagian pinggir saja untuk menampung bila jamah berlimpah. Nah di basement tersebut difungsikan sebagai business center dengan konsep seperti mal di kota besar. Di sini ada coffe shop, restoran, mini market, studio foto, gerai penjulan pakaian, dan sebagainya. 

Mungkin harga barang di "mal" tersebut relatif mahal, sedangkan pengunjung rata-rata adalah masyarakat kelas menengah ke bawah, sehingga mereka tidak berminat berbelanja. Tapi akibatnya daya tarik  dinding di sepanjang koridor "mal" buat pengunjung melintas yang dicat berwarna-warni dengan berbagai tulisan yang bersifat edukatif dalam perspektif agama Islam, juga sepi yang meliriknya. Padahal inilah salah satu kelebihan yang jarang ditemui di masjid lain.

Jadi, bila di kota besar banyak mal yang menyediakan fasilitas masjid atau mushala yang nyaman, maka di Rokan Hulu ada masjid yang menyediakan tempat berjualan laksana mal. Padahal di tempat lain selama ini pedagang berjualan di halaman masjid hanya dengan lapak sederhana dan bersifat temporer bila di masjid ada acara yang ramai jamaahnya. Jelas, yang ada di Rokan Hulu sebuah lompatan dalam mendayagunakan masjid sebagai tempat berbisnis. Sayangnya, justru belum matching dengan dompet pengunjung.

Pada lesehan di koridor sisi kiri masjid (dok.pri)
Pada lesehan di koridor sisi kiri masjid (dok.pri)
Kalimat edukatif di dinding (dok.pri)
Kalimat edukatif di dinding (dok.pri)
Suasana sebuah gerai di "mal" Masjid Agung (dok.pri)
Suasana sebuah gerai di "mal" Masjid Agung (dok.pri)
Satu-satunya tempat berbayar yang ramai pengunjungnya adalah sensasi naik liftuntuk mencapai puncak Menara 99, menara utama di Masjid Agung yang tinginya 99 meter.  Memandang kota Pasir Pengaraian dari dinding kaca di sekeliling ruang pandang, lumayan  memanjakan mata. Terlihat keasrian komplek perkantoran  pemerintah kabupaten Rokan Hulu.  

Gedung-gedungnya unik karena bercorak tradisional Riau. Jalanan di depan kantor sangat lebar dan mulus. Ada taman kota dan tugu yang menawan. Di sisi lain kelihatan jejeran toko di sepanjang jalan utama kota Pasir Pengaraian, dan di kejauhan tampak pula hijaunya kebun sawit di segenap penjuru. Tidak rugi rasanya merogoh kocek Rp 10.000 untuk dewasa dan Rp 5.000 untuk anak-anak untuk naik ke puncak menara.

Oh iya, tidak afdol rasanya bila tidak menceritakan kemegahan ruang utama masjid. Di atas telah disinggung tentang kapasitasnya menampung belasan ribu jamaah. Semuanya bisa menikmati hamparan karpet tebal berwarna merah dengan penyejuk udara yang memadai. Di area kubah utama, tergantung lampu mewah dari  kuningan seberat dua ton yang diimpor dari Italia.

Setelah puas berkeliling masjid dan bergerak keluar, maka sasaran pengunjung untuk berfoto adalah komplek pemerintahan yang telah dilihat dari atas itu tadi. Tentu lebih jelas bila langsung berdiri dekat gerbang komplek yang terlihat besar dan kokoh. Lalu sempatkan pula berkeliling sepanjang jalan utama di kota yang tertata cukup baik.

Komplek perkantoran (dok.pri)
Komplek perkantoran (dok.pri)
Kantor di Rokan Hulu dilihat dari Menara 99 (dok.pri)
Kantor di Rokan Hulu dilihat dari Menara 99 (dok.pri)
Halaman masjid dilihat dari teras (dok.pri)
Halaman masjid dilihat dari teras (dok.pri)
Kembali ke kriteria penilaian masjid terbaik, di mana salah satu unsurnya adalah soal pemeliharaan. Waktu tahun 2015, masjid ini relatif masih baru dan belum ramai dikunjungi oleh masyarakat dari luar Rokan Hulu. Nah, sekarang dengan label sebagai masjid terbaik se nasional, justru ujiannya menjadi lebih berat. 

Masihkah pihak pengelola mampu merawat dan memelihara masjid dengan baik atau nasibnya sama dengan berbagai proyek "mercu suar" di banyak daerah? Kata orang, memelihara itu lebih sulit dari pada membangun. 

Bagian dalam Masjid Agung Rokan Hulu (dok,pri)
Bagian dalam Masjid Agung Rokan Hulu (dok,pri)
View dari Menara 99 (dok.pri)
View dari Menara 99 (dok.pri)
Pasar modern di Rokan Hulu (dok.pri)
Pasar modern di Rokan Hulu (dok.pri)
Pembaca, tulisan ini dilengkapi oleh beberapa foto dari dokumen pribadi penulis saat berkunjung ke Masjid Agung Rokan Hulu, Sabtu malam (2/12) dan Minggu pagi (3/12) yang lalu. 

Perlu dicatat, bahwa masjid ini punya penampilan yang tak kalah menarik di waktu malam karena tata lampu yang menawan di semua menaranya yang terdiri dari empat menara pendamping dan satu menara utama. Taman air mancur di halaman masjid juga sedap dipandang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun