Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Prestasi Sepak Bola Kita, Jangan Terhenti di Usia Remaja

24 Juli 2016   13:26 Diperbarui: 24 Juli 2016   13:46 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kita butuh lebih banyak lagi Indra Sjafri yang berjibaku mencari pemain berbakat justru di daerah yang secara ekonomi tertinggal seperti di Papua, Maluku, NTT, dan termasuk anak-anak  kampung di Jawa sendiri.

Penyakitnya mungkin di atmosfir senior kita yang tidak sehat. Aroma judi, kepentingan jangka pendek pengurus, wasit yang sangat toleran dengan permainan keras, rawan cedera, cepat besar kepala disanjung media massa, telah menghancurkan bintang masa depan kita. Mereka layu sebelum berkembang.

Evan Dimas saja yang dulu terkenal kesantunannya, setelah bermain di level senior memperkuat klub Bhayangkara Surabaya United, beberapa kali melakukan tindakan kurang terpuji. Evan pernah adu mulut secara over dengan pemain lawan atau dengan wasit dan tersorot kamera teve saat siaran langsung.

Evan belum tentu bersalah mutlak. Bisa jadi ia merasa korban ketidak adilan wasit. Evan memang salah satu pemain yang ditempel ketat lawannya. Terkadang Evan dikasari secara fisik tapi didiamkan wasit. 

Kesimpulannya, kalau atmosfir sepak bola kita, khususnya di level senior, gagal direformasi, maka kemenangan tim remaja kita hanya sekadar hiburan selingan semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun