Mohon tunggu...
Prastiya Firds
Prastiya Firds Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Berlatar belakang kehidupan masa lalu menjadi alasannya untuk terus belajar menulis. silakan kunjungi blog saya di:\r\nhttp://prastiyafirds.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Misteri Bayang Atemoa

27 Juli 2015   15:54 Diperbarui: 27 Juli 2015   16:13 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

BAYANG ATEMOA #01

Sebuah Kisah Anak Misteri Atemoa

 

Hari itu cukup teduh untuk ukuran siang hari, Redup seperti hampir malam

Seperti cahaya tak mampu memasuki sela-sela langit, sulit menembusnya

Angin berdesir menyisir seluruh padang rerumputan itu, terdengar suara tangis anak kecil sedang meringkuk menangis hingga tersedak-sedak

Apa yang dilakukannya sendiri? itu awal pertanyaan yang baik untuk menyingkap seluruh misteri kisahnya..

"Aku lelah.." anak itu sepertinya sedang berusaha keras untuk mengeluarkan suara dari mulutnya yang telah mengering

berat rasanya mengeluarkan suara itu, tenggorokan serasa tertarik dan meronta, diapun mencoba mengulang kembali kalimat itu. namun kali ini terdengar lebih jelas "Aku lelah Atemoa.."

"Jelas ini bukan tipu muslihatmu lagi, aku sudah cukup bersabar denganmu nak" suara seorang berbadan bungkuk yang berparas kusut yang sedang duduk layaknya menunggu antrian disamping sang Anak, berbalut tebal kain-kain murahan, bahkan baunya saja anak kecil itu tak sanggup menghirupnya 

Anak kecil itu bernama Asila, ya nama yang cantiq rupanya tidak membuat nasibnya secantik dengan parasnya hari itu. 

"Aku tau kamu akan lari lagi dariku Asila, kali ini aku tidak akan lengah lagi dengan kelicikanmu" tutur sang nenek yang telah tak bergigi itu

"ten..tentu saja...hah..." Jawab Asila sambil terengah kesakitan

Sang nenek 'Trere' tetap waspada meskipun dia tak dapat menyentuhnya lagi

"Aku sudah terlalu tua untuk ini tapi karena kamu sudah keterlaluan Asila, hal ini harus aku lakukan"

Entah apa yang ada pada pikiran nenek tua itu.., diapun mengambil tongkat satu-satunya miliknya yang membuatnya tetap bisa berjalan meskipun dengan kaki yang terseret 

Kemudian Nenek Trere pun mencoba membalikkan tubuh Asila yang telah tersungkur dengan tongkat tuanya itu

Asilapun meregang kesakitan menahan perlakuan Nenek Trere

"Achh.. ahh" gerang Asila menahan rasa sakit dan kelelahan itu

Akhirnya tubuh Asila berhasil direbahkan oleh sang Nenek, dan tampaklah rerumputan yang menjadi memerah darah bekas tumpuan punggungnya

"Ini akan sangat aneh, ini pertama aku akan melakukannya"Ungkap kegelisahannya sambil kemudian Trere memejamkan matanya dan mengangkat tongkat itu tepat diatas perut Asila, kemudian diapun bersiap untuk menghujamkan tongkat berulir itu diatas perutnya

Sesaat kemudian... , Terdengar suara keras melengking akibat benturan

"Achhhhh" Asila berteriak kencang menahan pukulan itu

Setelah melihal Asila tak sadarkan diri sang Nenek Trere pun membuka baju tepat di bagian perut Asila dengan tongkatnya, sang nenek rupanya tetap menghindari untuk memegang bagian tubuh Asila

"Sudah kuduga, dia memilikinya" Wajah Nenek Trere pun girang dengan apa yang telah dilihatnya

Sebuah ikat pinggang diperutnya dengan bagian kaca tepat dibagian tengahnya telah terlihat retak dan terbelah tak beraturan. 

"Aku harus mencari orang untuk membantuku melepaskan ikat pinggang itu..." gumam sang nenek sambil sedikit tersenyum atas penemuannya

 

BERSAMBUNG......

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun