Anak kecil itu bernama Asila, ya nama yang cantiq rupanya tidak membuat nasibnya secantik dengan parasnya hari itu.Â
"Aku tau kamu akan lari lagi dariku Asila, kali ini aku tidak akan lengah lagi dengan kelicikanmu" tutur sang nenek yang telah tak bergigi itu
"ten..tentu saja...hah..." Jawab Asila sambil terengah kesakitan
Sang nenek 'Trere' tetap waspada meskipun dia tak dapat menyentuhnya lagi
"Aku sudah terlalu tua untuk ini tapi karena kamu sudah keterlaluan Asila, hal ini harus aku lakukan"
Entah apa yang ada pada pikiran nenek tua itu.., diapun mengambil tongkat satu-satunya miliknya yang membuatnya tetap bisa berjalan meskipun dengan kaki yang terseretÂ
Kemudian Nenek Trere pun mencoba membalikkan tubuh Asila yang telah tersungkur dengan tongkat tuanya itu
Asilapun meregang kesakitan menahan perlakuan Nenek Trere
"Achh.. ahh" gerang Asila menahan rasa sakit dan kelelahan itu
Akhirnya tubuh Asila berhasil direbahkan oleh sang Nenek, dan tampaklah rerumputan yang menjadi memerah darah bekas tumpuan punggungnya
"Ini akan sangat aneh, ini pertama aku akan melakukannya"Ungkap kegelisahannya sambil kemudian Trere memejamkan matanya dan mengangkat tongkat itu tepat diatas perut Asila, kemudian diapun bersiap untuk menghujamkan tongkat berulir itu diatas perutnya