Mohon tunggu...
Irwan Partono
Irwan Partono Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis - Peneliti - Marketing Consultant - Motivator - IT Programmer - StartUp Developer

Penulis - Peneliti - Marketing Consultant - IT Programmer - StartUp Developer

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Raden Michael

5 Februari 2022   15:11 Diperbarui: 5 Februari 2022   15:16 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

-----

Raden Michael dan beberapa teman sebayanya yang beraliran kaum '4.0 verse' memilih untuk belajar di rumah masing-masing. Pertimbangan sederhana yaitu menanti pandemi berakhir. Mereka berpikir bahwa nyawa dan kesehatan adalah hal yang paling penting. Mereka tidak ingin berspekulasi dengan urusan nyawa dan kesehatan.

"Pintar tetapi besok mati, buat apa?"

"Jika pintar besok mati masih mending, Tong! Masih dikenang sebagai anak pintar."

"Tetapi sudah tidak tambah pintar, besok mati lagi! Ha ha ha!"

Terdengar perbincangan anak-anak beraliran '4.0 verse'yang masih menggunakan akal sehatnya.

Tentangan dan tekanan dari beberapa 'shifu' dan petinggi bidang pendidikan mulai terasa menyesakkan kepala anak-anak yang beraliran '4.0 verse'.

Mereka terancam tak dapat melanjutkan sekolah. Itu yang ada di kepala anak-anak pintar generasi penerus kerajaan 'kolam susu'.

Logika anak-anak itu tak bisa dibohongi lagi oleh kaum '1.0 verse' sebab anak-anak itu terlahir satu setengah dekade sebelum era '4.0 verse'. Dan bisa dikategorikan bahwa mereka adalah generasi '4.0 verse'.

Punggawa-punggawa kerajaan 'kolam susu' yang sekarang berkuasa, adalah anak-anak yang dulu terlahir di era '1.0 verse' memang diciptakan sebagai anak-anak 'yes man', 'yes boss' dan 'nggih, nggih, nggih' --nggih=ya=yes--. Dan kini tumbuh sebagai orang-orang kaku dengan tetap mempertahankan nilai-nilai yang telah usang yang sebenarnya harus sudah mereka ditanggalkan.

Sadar atau tidak, sebenarnya mereka tahu bahwa kini mereka hidup di era '4.0 verse' namun kebiasaan lama di era '1.0 verse', '2.0 verse' dan '3.0 verse' tak mudah diubah menjadi cara hidup baru di era '4.0 verse', '5.0 verse' dan seterusnya. Mungkin hanya akhir hayat saja yang dapat menghentikan cara berpikir lamanya itu. Ya, memang terlihat kejam namun hanya itu yang akan menghentikan cara berpikir kuno itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun