Mohon tunggu...
Irwan Partono
Irwan Partono Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis - Peneliti - Marketing Consultant - Motivator - IT Programmer - StartUp Developer

Penulis - Peneliti - Marketing Consultant - IT Programmer - StartUp Developer

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Panggil Gue "All", Penulis Novel [#7]

25 Mei 2021   21:45 Diperbarui: 25 Mei 2021   22:04 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gue dan Chelsea saling melepas rindu, berbincang hingga menjelang pagi.

03.30 

------

"Upss ternyata sudah pagi." kata gue spontan.

"Oh iya, ntar kamu kuliah atau tidak?"

"Nggak bang, libur. Ini kan hari Sabtu?" Chelsea menjelaskan.

"Oh iya. Ini kan sudah pagi. Hari Sabtu lagi. Seingat abang masih hari Rabu." gue senyum keki.

"Memangnya kenapa Bang? Abang mau ajak Chelsea pergi?"

"Emmm .... mo tahu atau mo tahu banget?"

"Emmm enggak sih ... Cuman merasa aneh saja kenapa Abang bertanya libur atau tidak. Dan Chelsea penasaran banget. Siapa tahu ada sesuatu hal penting yang ingin Abang sampaikan."

"Sini, dekatin telinga kamu. Abang bisikin."

Chelsea pun mendekatkan telinganya.

-------

"Bagaimana kalau kita besok pagi berenang di kolam renang lantai 3?" bisik gue lirih.

"Mau bangetttt ...... Em .... ta .. ta .. pi ... ."

"Tapi apa?" tanya gue penasaran karena Chelsea terlihat sangat ketakutan.

"Tapi saya takut. Karena tidak bisa berenang." jawab Chelsea dengan raut muka sedih.

"Tenang saja ... nggak ada yang perlu ditakutkan! Ntar abang ajarin. Mudah sekali berenang itu."

"Ok ... Chelsea mau diajarin. Sebab memang dari dulu Chelsea ingin sekali bisa berenang, tetapi Papa Chelsea tidak sempat ajarin. Hingga beliau ... telah meninggalkan Chelsea untuk selamanya." air mata menetes dari mata sipit Chelsea. Chelsea terlihat sedih sekali mengenang papanya.

"Dulu Papa atlet renang, Bang. Tetapi ... kini papa sudah tiada."

"Papa Chelsea hebat ya. Chelsea harus bangga dong punya papa yang hebat." gue menyanjung kehebatan papanya agar Chelsea tidak terlarut dalam kesedihannya.

"Ok, abang tahu, hati Chelsea sedih saat ini. Tetapi Chelsea harus bisa menyenangkan papa. Chelsea harus bisa buktikan bahwa Chelsea juga hebat seperti papa Chelsea. Chelsea harus pintar berenang separti papa Chelsea. Ok, sayang? Senyum dong?"

"Ntar bang All ajarin Chelsea hingga mahir berenang. Ok?" gue tenangkan Chelsea, gue memeluknya dan mencium keningnya.

"Ok sayang ... jangan sedih lagi ya? Sekarang kita tidur dulu ya? Di kamar kita masing-masing. Ntar jam 07.00 abang tunggu kamu di kolam renang lantai 3."

"Ya, Bang." jawabnya sedikit lebih tenang.

Kami pun keluar dari ruang kerja gue dan berjalan menuju kamar kami masing-masing.

-------

07.00 tepat.

Gue sudah melakukan pemanasan dan peregangan tubuh.

Chelsea datang dengan baju kimono handuk dan membawa perlengkapan lain seperti sun block dan perlengkapan wanita lain.

"Abang sudah lama menunggu?"

"Baru saja, seperempat jam lalu." jawab gue.

Chelsea berjalan menuju ke arah gue. Setelah meletakkan perlengkapannya, lalu duduk di kursi sebelah gue.

"Nih, bang Chelsea bawakan sarapan pagi."

"O, sebelum ke sini kamu membuat sandwich ini, ya?"

"Iya bang, Chelsea tahu abang pasti belum sarapan."

"Betul juga. Perhatian banget kamu kepada abang."

"Kan, abang bilang bahwa Chelsea adik tersayang, Abang? Ya Chelsea sebagai adik yang baik wajib membuatkan makanan untuk abang tersayang. Dan mulai besok, Chelsea akan selalu membuatkan sarapan pagi untuk abang."

"Hmmm .... bagus juga ide kamu. Ntar kamu butuh apa bilang saja. Atau rekening kamu berapa biar abang transfer untuk belanja. Sekaligus uang untuk kuliah kamu, uang jajan kamu, dan semua kebutuhan kamu. Jika masih kurang bilang saja pada abang. Ok?"

"Ya bang. Abang baik banget. Abang memang abang terbaik sedunia."
"Bang All, abang terbaik seduniaaaaa!!!!" teriak Chelsea kegirangan sambil memeluk gue.

-------

Setengah jam setelah menikmati sandwich buatan Chelsea, kami berbincang sambil mempersiapkan diri untuk berenang. Terlihat Chelsea mengambil sun block dan sebuah pelampung. Berjalan ke arah gue.

Chelsea masih berdiri di samping gue, dia membungkuk untuk meletakkan pelampung. Tangan kirinya masih memengangi sun block.

"Abang sudah pakai sun block?" tanya Chelsea sambil memberikan sebotol sun block ke tangan gue.

Lalu terlihat kedua tangan Chelsea membuka tali pengikat kimono handuknya. Perlahan dilepaskannya kimono handuk yang menutup tubuhnya.

Astaga, terlihat dia sexy dengan hanya mengenakan bikini warna biru tua. Kontras sekali dengan kulit tubuh putih mulusnya.

Dengan perlahan dia meletakkan kimono handuk itu ke kursinya.

Kedua mata gue pun tak berkedip melihat kemolekan tubuh gadis itu. Begitu menggoda.

"Hmmm ... Benar sekali cerita Joko banyak orang hanya ingin menikmati kemolekan tubuh Chelsea." gue tertegun teringat kata-kata Joko tentang Chelsea.

------

"Bang All. Abang, kenapa? Melihat Chelsea seperti itu?" teriak Chelsea menghentikan lamunan gue.

"Oh .. ti ... ti .... ti .. dak mengapa. Ka .. ka .. ka .. mu sudah siap ya???" jawab gue sedikit gagap.

"Sudah. Chelsea sudah siap sejak tadi. Tinggal tunggu abang olesin sun block itu ke punggung Chelsea." pinta Chelsea sambil menunjuk ke arah sun block yang dari tadi digenggaman tangan gue.

"Tolong olesin sun block ke punggung Chelsea, dong. Kan tangan Chelsea tidak bisa menjangkau punggung Chelsea." pintanya manja.

"O .. o .. oke." gue menjawab masih agak gugup.

Lalu gue membantu mengoles punggungnya dengan sun block agar tidak terjadi iritasi. Baru sekali ini gue menyentuh kulit lembut punggungnya. Dan gue sangat heran mengapa dia terlihat biasa saja, tidak risih atau malu.

"Sudah rata semua kan, Bang?" kata Chelsea memastikan bahwa seluruh kulit punggungnya telah terolesi sun block itu.

------

Beberapa saat kemudian,

"Bang, saya takut tenggelam. Ntar pegangin saya ya?" pinta Chelsea.

"Jangan takut. Abang jaga kamu. Abang pegangi kamu. Kamu tidak akan tenggelam." gue memastikan bahwa dia aman belajar berenang dengan gue.

"Chelsea, ingat ya .... Saat kita di air atau di kolam renang, kita wajib bersikap tenang. Jangan mudah panik. Jangan membuat gerakan-gerakan yang tidak berguna."

"Jangan seperti ayam, mudah panik ketika berada di air. Membuat banyak gerakan salah yang justru akan menenggelamkan ayam itu."

"Pelajaran pertama nanti abang ajarin kamu untuk bisa mengapung di air. Supaya kamu tidak takut lagi berada di kolam renang."

"Nanti abang ajarin di tepi kolam yang tidak terlalu dalam. Saat berdiri, kepala kamu masih di atas permukaan air. Kamu bisa bernafas bebas. Tidak perlu kuatir dan jangan takut."

"Nanti abang beri contoh gerakan dasarnya."

-------

"Tapi yang harus kita pahami pertama adalah sikap body streamline. Yaitu sikap badan tegak lurus dari ujung jari hingga ujung kaki kita harus lurus membentuk garis lurus."

"Coba kamu berdiri di depan abang."

Chelsea pun mendekat dan berdiri tepat di dapan gue.

"Sory, gue harus pegang kedua tangan kamu." Gue pegang kedua tangan Chelsea untuk membantunya mengangkat ke atas tegak lurus.

"Pandangan ke depan, dan letakkan kedua lengan kamu di belakang telinga kamu. Rentangkan kedua tangan kamu lurus ke atas."

Chelsea pun dengan mudah melakukannya. Dia gadis pintar. Walau terkandang bersikap terlalu polos dan manja.

"Begini ya, Bang?"

"Betul. Ya begitu yang disebut sikap body streamline."

"Latihan seperti ini harus kita biasa lakukan dahulu di darat. Agar saat kita berada di air, kita dapat dengan mudah melakukan sikap tubuh body streamline dengan benar. Itu latihan pertama agar tubuh kamu bisa terapung di permukaan air dengan sempurna. Sikap body streamline memperkecil hambatan laju tubuh ke depan sehingga nanti kamu dapat berenang dengan cepat."

Chelsea dengan cepat mengerti penjelasan teknis dasar belajar renang. Diapun tersenyum senang.

------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun