Ayah Batavia menceritakan sejarah kelahiran mereka. Menceritakan bagaimana ayahnya dan ayah cewek itu telah berkomitmen memberi nama yang sama "Batavia" kepada putra-putrinya. Dan berharap setelah dewasa, keduanya berjodoh, dan bisa bertemu kembali.
Ayah Batavia tidak tahu dimana keberadaan cewek itu dan keluarganya. Tidak tahu mereka tinggal di kota mana. Sebab ayahnya adalah seorang anggota TNI yang sering pindah tugas dari satu kota ke kota lain seluruh Indonesia.
Sebelum meninggal karena sakit komplikasi, ayah Batavia berpesan agar anaknya mencari keberadaan Nadia Batavia. Yang dipanggil "Batavia". Pesan sang ayah sebelum menghembuskan nafas terakhir.
-------
Kantin sekolah.
Di kantin pak Jon, sebuah kantin dengan deretan kursi panjang, kantin favorit anak-anak SMA Batavia nongkrong saat istirahat. Pak Jon sangat ramah sehingga kantin itu selalu dipenuhi oleh murid cowok maupun cewek. Di kantin itu tersedia puluhan meja panjang dan masing-masing dengan kursi kayu panjang di sebelah kanan kiri meja.
Pak Jon dengan rambut pirang biasa dipanggil pak Jon Bule oleh anak-anak. Ya memang pak Jon Bule masih asli keturunan Belanda. Nama asli pak Jon Bule adalah Jon Van Nederberg.
-------
Di kantin pak Jon Bule
Suatu hari di kantin pak Jon Bule, Batavia terlihat suntuk, sangat serius dan berpikir keras. Siswa ganteng itu nampak aneh. Batavia yang biasa ceria, hari itu hanya duduk diam dengan kedua tangan menyangga dagunya. Mata menerawang kosong. Seperti presiden sedang pusing memikirkan pandemi Covid-19 yang belum tahu kapan berakhir.
"Batavia, kenapa lu?!" tanya Sultan teman sekelas dan kebetulan sepupunya, kebetulan beda postur tubuh, beda kegantengannya. Faktor genetik dari ayah mereka masing-masing.