Mohon tunggu...
Irwan Lalegit
Irwan Lalegit Mohon Tunggu... Konsultan - Nama Lengkap Saya: Irwan Gustaf Lalegit

ADVOKAT, Alumni Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Impian (Menjadi) Negara Maritim

8 Februari 2016   04:24 Diperbarui: 7 Mei 2020   10:56 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah waktunya negeri ini berkonsentrasi penuh mengejar ketertinggalan di sektor kemaritiman nasional. Bahwa pemerintah memang membutuhkan dukungan politik, anggaran yang besar untuk membenahi dan mengelola itu semua. Tapi harus diingat, dukungan dan dana yang besar untuk mewujudkan “Indonesia Poros Matirim Dunia” janganlah di korupsi lagi oleh aparatur negara.

Jangan lagi ada kerjasama pemufakatan jahat antara aparat pemerintah dengan mafia kelautan dan perikanan. Jangan lagi Kementerian Perhubungan dan Kementerian Kelautan dan Perikanan memberi ijin keleluasaan beroperasinya kapal-kapal penangkap ikan dari luar negeri, jangan dibiarkan lagi korporasi asing merajalela mengeksploitasi kekayaan laut kita.

Dan ayo, format kembali sekolah-sekolah pelayaran, kampus-kampus maritim atau benahi pendidikan pelaut yang selama ini lulusan terbesarnya disiapkan untuk memenuhi kebutuhan perwira dan awak kapal-kapal niaga dari luar negeri karena sebenarnya hal ini jauh-jauh hari telah diingatkan oleh lidahnya Bung Karno sebagai: “jangan menjadi ‘jongos-jongos’ di kapal niaga milik pemodal asing”.

Usahakanlah untuk memperbanyak sekolah nelayan, kursus atau pelatihan-pelatihan bagi nelayan, serta dukung dan berdayakanlah nelayan tradisional yang selama ini terbiar, terlantar, terpinggirkan, tak berdaya, agar menjadi kekuatan baru dunia kemaritiman Indonesia sebagai nelayan-nelayan andalan, sebagai pelaut-pelaut ulung pewaris sejarah “cakrawati samudera”, seperti kata Ibu Sud (Saridjah Niung): “Nenek moyangku orang pelaut, gemar mengarung luas samudra, menerjang ombak tiada takut, menempuh badai sudah biasa, angin bertiup layar terkembang, ombak berdebur di tepi pantai, pemuda b’rani bangkit sekarang, ke laut kita beramai-ramai”.

Lagu pembangkit rasa nasionalisme sebagai bangsa bahari diatas tentu saja harus diikuti dengan memperkuat industri kemaritiman, mengembangkan armada kelautan, memutus nafsu impor dengan memperbanyak aktivitas ekspor dan memberdayakan nelayan. Ya, “Nenek moyangku orang pelaut”, tak hanya menjadi lagu sindiran bagi kita semua, tapi juga sebuah impian (menjadi)-kan Indonesia negara maritim kelas dunia, berharap terwujud!

 

Penulis: Irwan Lalegit, Anggota DPP Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)

 

Foto/by: Nelayan Tradisional di Kepulauan Talaud/Irwan Lalegit

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun