Ditambah juga kisah kehebatan si pemuda telah didengar oleh seluruh penduduk, dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dan tak dapat dibunuh berkali-kali oleh sang raja. Sang raja pun menuruti apa yang dikatakan pemuda itu.
Pengumuman dibuat, seluruh penduduk diperintahkan berkumpul di hamparan luas untuk menyaksikan kebenaran perkataan si pemuda itu. perintah pun diberikan, lalu pemanah mengucapkan dengan lantang dan sangat kuat "dengan nama TuhanNya anak ini" panah pun dilesatkan menuju atas pelipis pemuda itu. darah muncrat mengalir jatuh membasahi tubuhnya, pemuda itu tampak kesakitan, dan kemudian meniggal.
Seluruh penduduk yang menyaksikan hal itu serentak semakin beriman kepada Allah. Mereka serentak berkata "Kami berimaan kepada tuhan pemuda itu"
Raja menjadi gusar dan semakin khawatir melihat seluruh penduduk semakin beriman kepada Allah Swt. Ia perintakan prajurit membuat parit yang besar dan dalam, lalu diisi dengan api yang berkobar-kobar.Â
Seluruh penduduk yang beriman diperintahkanya meniggalkan agama pemuda itu jika tidak maka mereka akan dibuang ke dalam parit api itu. sayangnya keimanan penduduk itu sudah semakin kuat.
Mereka rela tubuhnya dimakan api. Akhirnya mereka satu persatu masuk kedalam parit api itu. sampai pada seorang ibu yang hampir saja melepaskan keimananya karena memilih keselamatan bayinya yang akan dibuang ke dalam parit.Â
Lalu dengan kuasa Allah bayi itu berbicara "wahai ibu, bersabarlah! Sesungguhnya engkau berada dalam kebenaran" setelah mendengar perkataan bayinya, ia memilih tetap pada keimananya dan semakin percaya pada keimananya. Sekitar 20.000 orang yang dibakar di dalam parit.
Sebuah kisah yang heroik ini menggambarkan bahwa Iman kepada Allah Swt. tak bisa dijual dan digantikan dengan apapun. Hanya bekal agamalah yang dapat menghantarkan manusia menghadap Allah Swt sehingga mendapatkan kebahagian yang hakiki.
Dalam sirah ibnu hisyam, diantara penduduk yang akan dibakar ada seorang yang lolos dalam peristiwa itu. namanya Daus Dzu Tsalaba. Ia berlari berasama kudanya menuju Syam meminta bantuan kepada penguasa Romawi. Bantuan itu di terima dengan cara meminta raja Hasbyah yang lebih dekat perjalananya ke Najran untuk mambantu Daus memberantas kekejian Dzu Nuwas.
Daus menuju Hasbyah dengan membawa surat yang diberi raja Rum. Raja Habsyah, Najasy menyaggupi hal itu dan memerintahkan 70.000 pasukan dibawah komando panglima Aryath dan wakilnya Abaraha Al-asyram menuju yaman, Najran.Â
Peperangan terjadi sampai dipukul mundur pasukan Dzu nuwas hingga ke tepi laut akhinya Yaman di kuasai bangsa Abesinia/Hasbyah dengan Aryath sebagai Gubernnya sampai dengan pertikaian antara Asryath dan Abraha.