Mohon tunggu...
Irwan Harianja
Irwan Harianja Mohon Tunggu... wiraswasta -

Jika hari ini ada kata bijak, hari ini pula kita berlaku bijaksana. Jangan tunggu esok sebab hari ini juga hidup kita harus menuai kebajikan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi-Prabowo: bukan Pemimpin Pesakitan

23 Mei 2014   18:35 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:11 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika  Joko Widodo-Jusuf Kalla menyempatkan minum jamu (pinggiran) seusai pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Soebroto, Jakarta, (Kompas, Kamis, 22/5), terbesit di pikiran saya, apakah tim dokter yang memeriksa tidak serta-merta menasihatkan agar mereka tidak diperbolehkan lagi jajan sembarangan, baik makanan maupun minuman tanpa prosedur sanitari protokoler? Betul sih, Jokowi merakyat, tetapi sebagai gubernur (cuti) dan calon presiden ke depan, siapa yang peduli?

Di satu sisi, Jokowi memang beda dengan Prabowo. Menurut hemat saya, Prabowo belum pernah mengonsumsi sesuatu sembarangan, apalagi minum jamu pinggir jalan. Jokowi santer dengan bakso kesukaannya, warteg pinggiran kalau beliau lapar tentunya. Memang, perbedaan ini tidak bisa pula kita buat sebagai ukuran layak tidaknya sebagai presiden. Justru sebaliknya, Jokowi yang  jajan makanan dan minuman sembarangan bisa saja membuatnya sakit perut (mungkin karena makanannya kepedasan). Lalu, jika karena itu diare, semakin kurus (dari yang sudah kurus), sistem pilpres terganggu sehingga, niscaya, kita akan kena imbasnya. Kita tidak serta-merta ikut sakit perut sih, tetapi kita akan kehilangan figur pemimpin yang selalu siap blusukan melihat masalah rakyatnya.

Jika Jokowi kurus bukan karena kurang makan atau Prabowo, tentu, gemuk bukan karena kelebihan makan, sebagai kandidat pemimpin bangsa ini, keduanya harus menjaga kesehatan. Tim pemeriksa kesehatan (pencapres-cawapresan) pun harus terlibat memberi peringatan: apabila mereka ternyata sakit (setelah pemeriksaan) sebelum pilpres nanti, mereka akan tetap mendapat ganjaran dengan julukan "Pemimpin yang Pesakitan".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun