Pernyataan-pernyataan itu, sungguh melukai hati rakyat. Kita bahkan ingin menangis mendengar orang-orang yang kita pilih beberapa tahun silam sebagai wakil kita justru tak segan-segan jadi pengkhianat. Rakyat serasa ditampar dengan ucapan wakil rakyat yang lupa diri itu.
Gedung baru DPR yang akan dibangun akan menjadi 'Menara Kebencian Rakyat.' Setiap kali melihat gedung itu, rakyat akan selalu ingat kata-kata menyakitkan yang pernah terlontar dari mulut bau mereka.
Sebenarnya belum terlambat bagi para anggota DPR untuk bertobat. Sampai hari ini, rakyat masih menunggu itikad baik dari 'wakil-nya'. Rakyat masih berharap DPR bersujud di atas altar pertobatan, dan kembali ke jalan yang benar. Membatalkan atau minimal menunda pembangunan Gedung supermewah itu adalah salah satu yang ditunggu rakyat sebagai wujud pertobatan. Dengan menunda, minimal rakyat berpikir bahwa Wakilnya masih berempati dengan mereka.
Sebaiknya memang, DPR membuka kuping sedikit saja dan mendengar teriakan histeris rakyat. Bukalah laptop tablet dan lihat di Kompasiana atau situs-situs lain, betapa penolakan itu beriak seperti air bah. Sekali-sekali laptop itu di buka untuk melihat reaksi rakyat, jangan hanya gemar buka situs porno.
Ini penting, jangan sampai rakyat berubah sosok menjadi debt collector yang akan menagih janji-janji anggota DPR. Saya takut, jika ini terjadi, DPR akan bernasib sama dengan Irzen Octa. Atau mungkin lebih parah dari itu.
Saran saya, dengarkanlah teriakan rakyat. Sebab mereka tidak sekadar berteriak. Teriakan-teriakan mereka sebagai pertanda bahwa ada yang tidak beres sedang mengusik kedamaian hati mereka. Katakanlah mereka memang 'bodoh' seperti kata DPR, tapi mereka punya mata dan telinga untuk melihat dan mendengarkan kemunafikan-kemunafikan yang sedang terjadi.
Sekarang kita menunggu, akankah terhampar altar pertobatan atau justru rakyat bermetamorfosis menjadi debt collector? Ya ... Debt Collector Untuk DPR ... !!! Seperti perkataan konyol teman saya tadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H