Berbicara tentang politik seringkali membawa asosiasi negatif di benak banyak orang.
Tercoreng oleh skandal, korupsi, dan opportunisme, politik sering terlihat sebagai arena kotor yang jauh dari nilai-nilai moral dan etika.
Namun, di tengah samudera gelap itu, muncul sosok yang mencoba merestorasi makna sejati politik: Johanes Leimena.
Johanes Leimena, seorang tokoh politik Indonesia pada era awal kemerdekaan, telah meninggalkan jejak yang memancarkan sinar terang ke dalam gelapnya dunia politik.
Leimena bukanlah sekadar politisi konvensional yang bermain di ranah kekuasaan semata, tetapi ia adalah sosok yang memandang politik sebagai panggung etika untuk melayani masyarakat.
Pertanyaan mendasar yang muncul: Mengapa politik harus disatukan dengan etika? Apakah mungkin politik tanpa etika bisa benar-benar melayani rakyat dengan baik? Melalui pandangan Leimena, kita akan menjelajahi landasan etika dalam politik dan bagaimana hal itu seharusnya menjadi fokus bagi setiap pemimpin.
Leimena memandang politik sebagai panggung etika bukan sekadar slogan kosong. Baginya, setiap tindakan politik harus tercermin dalam nilai-nilai moral dan keadilan.
Politik bukanlah alat untuk mencapai kepentingan pribadi atau kelompok semata, melainkan sarana untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi semua.
Seiring dengan itu, Leimena mengajak kita untuk memandang politik sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat.
Bukan sekadar panggung untuk pamer kekuasaan, tetapi sebagai panggung di mana para pemimpin benar-benar mendedikasikan diri untuk kepentingan rakyat.