Jawa Timur telah menjadi medan pertempuran politik yang sengit bagi pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam Pemilu 2024.
Dikenal sebagai "lumbung suara" Nahdatul Ulama (NU), setiap pasangan calon berjuang untuk merebut suara di wilayah ini, yang memiliki pengaruh besar dalam hasil akhir Pemilu.
Mengapa Jawa Timur menjadi penting dalam kontes pilpres dan faktor-faktor apa yang telah meningkatkan elektabilitas pasangan calon di wilayah ini?
Direktur Eksekutif PoTracking Indonesia, Hantayuda Masanta, melalui YouTube Channel CNN Indonesia, di update pada kamis, 8 Februari 2024, menyampaikan Rilis terbaru hasil survei yang menunjukkan angka elektabilitas pasangan calon nomor urut 2, Prabowo -Gibran mencapai 60,1% di Jawa Timur.
Menurut Masanta, faktor-faktor yang mendorong perolehan suara ini sangat menarik.
Jawa Timur, sebuah provinsi yang berperan penting dalam politik elektoral Indonesia, bukan hanya karena jumlah suaranya yang besar, tetapi juga karena menjadi barometer kemenangan dalam pemilihan presiden sebelumnya.
Sejak Pilpres sebelumnya, Jawa Timur selalu menjadi kekuatan politik yang signifikan.
Berbagai faktor telah mempengaruhi elektabilitas pasangan calon di Jawa Timur. Pertama-tama, pengaruh tokoh politik seperti Joko Widodo (Jokowi) sangat kuat.
Ketika Jokowi mendukung pasangan calon tertentu, pengaruhnya mampu memindahkan sebagian besar dukungan politik, seperti yang terjadi pada Ganjar Pranowo yang kehilangan sebagian besar dukungan NU ketika Jokowi mendukung Pasangan Prabowo Subianto -Gibran Rakabuming Raka.
Kedua, terdapat fenomena eksodus suara yang signifikan dari pendukung Ganjar Pranowo menuju pasangan calon lain, terutama yang didukung oleh Prabowo Subianto.
Hal tersebut, menunjukkan bahwa faktor migrasi suara memainkan peran krusial dalam perubahan dinamika politik di Jawa Timur.
Ketiga, faktor fusi antara kekuatan politik pendukung Jokowi dan Prabowo menjadi penentu lainnya.
Gabungan dari dua kekuatan politik ini telah mempengaruhi dinamika politik di Jawa Timur, dengan mendongkrak elektabilitas pasangan calon tertentu.
Selain itu, tokoh-tokoh politik lokal seperti Khofifah Indar Parawansa, Gus Ipul, Mahfud MD, Gus Imin, dan Yeni Wahid juga memainkan peran penting dalam dinamika politik Jawa Timur.
Basis dukungan mereka mewakili berbagai kekuatan politik di wilayah tersebut.
Dalam hasil survei terbaru, terlihat bahwa elektabilitas pasangan calon nomor urut 2, Prabowo-Gibran, memiliki tren kenaikan yang signifikan, sementara pasangan calon lain mengalami penurunan.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti dukungan Jokowi, migrasi suara, dan fusi kekuatan politik menjadi determinan utama dalam dinamika politik Jawa Timur.
Dengan demikian, hasil survei menggambarkan bahwa pasangan calon nomor urut 2 Prabowo-Gibran memiliki posisi yang kuat di Jawa Timur.
Namun, masih ada potensi perubahan dalam tren elektabilitas menjelang pemilihan, terutama jika ada peristiwa atau isu yang mempengaruhi persepsi publik.
Dari analisis ini, dapat diprediksi bahwa Jawa Timur akan menjadi faktor penentu dalam menentukan apakah Pemilu 2024 akan berlangsung dalam satu putaran atau dua putaran.
Kemenangan yang solid di Jawa Timur dapat memengaruhi hasil akhir Pemilu secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H