Kurang lebih dalam tiga bulan terakhir, kampanye pasangan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, telah menghadirkan dinamika yang menarik.
Berbeda dari pendekatan sebelumnya, kampanye ini mencoba melembutkan citra Prabowo Subianto yang sering dianggap sebagai tokoh militer dengan memperkenalkan elemen "gemoy" atau gemas-monyetkan.
Strategi "gemoy" diharapkan dapat membangun koneksi emosional antara Prabowo dan rakyat, menunjukkan sisi humanis dan dekatnya beliau dengan masyarakat.
Hal tersebut, menjadi langkah penting untuk melawan stigma terkait pelanggaran HAM yang pernah dialamatkan kepadanya.
Namun, sebagian pihak menyatakan bahwa strategi "gemoy" ini kontraproduktif.
Beberapa menilai bahwa penggunaan istilah tersebut tidak selaras dengan karakter Prabowo yang selama ini dikenal sebagai sosok tegas dan keras.
Pro dan Kontra mengenai strategi ini menciptakan ruang diskusi yang menarik di tengah masyarakat.
Sementara itu, fokus utama kampanye paslon 02, Pranowo -Gibran, terletak pada isu-isu krusial seperti job creation, harga sembako, dan keadilan sosial.
Pertanyaan mengenai bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan dan mengendalikan harga sembako menjadi sorotan utama.Â
Hal tersebut, dihubungkan dengan upaya hilirisasi dan program makan siang serta susu gratis.
Harapan masyarakat kepada paslon 02 Prabowo -Gibran, tampak jelas tergambar dalam keinginan untuk melanjutkan program-program yang sudah berjalan.
Yakni, bantuan kepada masyarakat, seperti cash transfer, BLT, Bansos, PKH, dan Kartu Indonesia Pintar, dianggap perlu dipertahankan dan diperkuat.
Dalam pandangan masyarakat, keadilan menjadi hal krusial yang diharapkan bisa diwujudkan oleh pemimpin tegas. Pemilih percaya bahwa keadilan harus merata, tanpa membedakan status sosial.
Strategi tegas dan berkomitmen terhadap keadilan dianggap sebagai poin penting yang dapat membedakan pemimpin dari petugas partai.
Meskipun kampanye memasuki masa tenang, panggilan kepada pemilih untuk hadir di TPS pada tanggal 14 Februari tetap menjadi fokus utama.
Menjamin partisipasi pemilih dalam proses demokrasi adalah hal yang krusial di tengah libur panjang.
Dengan beberapa hari menjelang hasil pemilu, masyarakat berserah diri kepada takdir dan menunggu hasil quick count.
Hasil ini dianggap sebagai cerminan awal yang bisa memotret keberhasilan strategi kampanye paslon 02 dan sejauh mana aspirasi masyarakat bisa diwujudkan oleh pemimpin yang dipilih nantinya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI