Akibatnya, terjadi distorsi dalam representasi politik dan keputusan yang diambil tidak selalu mencerminkan kebutuhan dan keinginan masyarakat.
Politik uang juga merusak integritas institusi demokrasi. Ketika masyarakat kehilangan kepercayaan pada proses politik dan pemimpin yang mereka pilih, legitimasi pemerintahan tergerus.
Hal ini dapat mengakibatkan polarisasi yang lebih dalam dikalangan masyarakat, meningkatkan ketegangan politik, dan bahkan mengancam stabilitas nasional.
Namun, mengatasi politik uang bukanlah tugas yang mudah. Sistem politik yang sudah terlanjur terjebak dalam praktik korupsi dan patronase sulit untuk diubah secara cepat.
Para pemangku kepentingan yang terlibat dalam politik uang cenderung melindungi kepentingan mereka dan menghambat reformasi politik yang transparan dan akuntabel.
Di sinilah peran masyarakat sipil dan media massa menjadi sangat penting. Masyarakat perlu terus mengawasi dan mengkritisi praktik politik uang, serta menuntut akuntabilitas dari para pemimpin dan institusi politik.
Media massa juga harus memainkan peranannya sebagai pengawas kekuasaan dengan mengungkap praktik politik uang dan memperjuangkan kepentingan masyarakat.
Selain itu, reformasi sistem politik juga diperlukan untuk mengurangi ketergantungan calon dan partai politik pada pendanaan swasta.
Sistem pendanaan kampanye yang transparan dan terbuka perlu diterapkan untuk mencegah praktik politik uang dan memastikan bahwa pemilihan umum benar-benar mencerminkan kehendak rakyat.
Politik uang tidak hanya merupakan ancaman terhadap demokrasi, tetapi juga merupakan pengkhianatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Hanya dengan memberantas politik uang, kita dapat membangun sistem politik yang lebih adil, inklusif, dan berorientasi pada kepentingan masyarakat.