Keduanya menekankan pentingnya pendidikan dalam membentuk individu secara holistik, baik dari segi perkembangan pribadi maupun interaksi sosial.
Kesamaan lainnya adalah bahwa keduanya mengakui peran penting pendidikan dalam membentuk identitas individu dan hubungannya dengan masyarakat. Baik itu melalui pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk berhasil dalam kehidupan, atau melalui pembentukan karakter dan moralitas yang membimbing perilaku individu dalam masyarakat.
Namun, perbedaan utama terletak pada fokus dan penekanan masing-masing. Henderson lebih menyoroti aspek pertumbuhan insani dan integrasi dengan warisan sosial, sementara Kohnstamm dan Gunning lebih menekankan pembentukan hati nurani dan kesadaran moral sebagai tujuan utama pendidikan.
Implikasi Praktik Pendidikan
Pandangan yang berbeda-beda ini memiliki implikasi yang signifikan terhadap praktik pendidikan.
Pertama, pendidik perlu menyadari kebutuhan individu untuk pertumbuhan personal serta integrasi dengan masyarakat dan budaya di sekitarnya.
Ini berarti bahwa pendidikan harus berdasarkan pengalaman belajar yang mencakup baik aspek akademis maupun pengembangan karakter.
Kedua, pendidik harus memperhatikan nilai-nilai dan etika dalam proses pembelajaran. Mereka harus menjadi contoh yang baik dan membimbing siswa dalam memahami pentingnya integritas, empati, dan tanggung jawab dalam kehidupan mereka.
Ketiga, pendidikan harus berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung bagi semua individu.
Pendidikan yang dimaksud, mencakup pengakuan dan penghargaan terhadap keragaman budaya, nilai, dan latar belakang siswa, serta penanaman rasa hormat dan penghargaan terhadap perspektif yang berbeda-beda.
Dalam mengintegrasikan kedua pandangan ini, pendidikan dapat menjadi alat yang kuat untuk mempersiapkan individu tidak hanya untuk sukses dalam karir mereka, tetapi juga untuk menjadi warga yang beretika dan bertanggung jawab dalam masyarakat yang semakin kompleks dan beragam.